Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Usep Nugraha

Mahasiswa doktoral manajemen stratejik di FEB UI.

Lihat artikel saya lainnya

Opini: Apakah Kesuksesan Bisnis Zoom Sebuah Serendipity?

Serendipity adalah sebuah istilah yang menggambarkan momen keberuntungan atau penemuan tak terduga yang membawa dampak positif.
Zoom
Zoom

Bisnis.com, JAKARTA – Kesuksesan Zoom Video Communications, platform konferensi video yang mendunia, seringkali dianggap sebagai hasil dari kebetulan yang luar biasa. Zoom telah menjadi alat utama yang digunakan di seluruh dunia untuk bekerja, belajar, dan bersosialisasi selama pandemi Covid-19. 

Coba simak data ini, pada Maret 2020, pengguna harian Zoom meningkat drastis dari 10 juta pengguna per hari menjadi 200 juta pengguna per hari. Wajar bila kemudian banyak yang mempertanyakan, apakah keberhasilan Zoom adalah sebuah serendipity—momen tak terduga yang membawa hasil positif—atau buah dari strategi yang direncanakan dengan matang? 

Sebelum kita bahas jawabannya, mari kita pahami dulu apa itu serendipity. Serendipity adalah sebuah istilah yang menggambarkan momen keberuntungan atau penemuan tak terduga yang membawa dampak positif. 

Busch (2024) secara spesifik mendefinisikan serendipity sebagai suatu temuan yang mengejutkan dari suatu kejadian tak terduga yang memberikan hasil bernilai tinggi. Dalam konteks bisnis, serendipity dapat terjadi ketika perusahaan menemukan peluang baru atau mencapai kesuksesan besar melalui kejadian yang tidak direncanakan sebelumnya. Namun, serendipity dalam bisnis jarang terjadi sepenuhnya. 

Perusahaan seringkali membutuhkan kesiapan, ketangkasan, dan keahlian untuk memanfaatkan peluang yang muncul. Dengan kata lain, serendipity hanya akan memberikan hasil jika perusahaan mampu mengenali dan merespons situasi dengan cepat dan tepat.

Kesuksesan Zoom: Serendipity atau Strategi?

Pandemi Covid-19 pada awal 2020 menciptakan lonjakan besar dalam permintaan untuk platform komunikasi video. Ketika pertemuan tatap muka menjadi mustahil, individu dan organisasi beralih ke perangkat digital seperti Zoom untuk tetap terhubung. 

Platform yang sesungguhnya telah ada sejak 2011, kala itu berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan momen tersebut. Dalam waktu singkat, Zoom menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh dan digunakan di seluruh dunia.

Dari perspektif ini, kesuksesan Zoom tampak seperti serendipity: Pandemi yang tidak terduga membuka peluang besar yang membuat perusahaan ini melonjak ke puncak popularitas. Namun, jangan lupa bahwa sebelum pandemi, sebenarnya Zoom sudah memiliki reputasi sebagai platform yang unggul dibandingkan dengan pesaingnya, seperti Skype, Cisco Webex, dan Google Meet. 

Keberhasilan Zoom tak hanya karena pandemi, tetapi juga karena kualitas teknologi yang dikenal memiliki stabilitas koneksi, kualitas video yang tinggi, dan kemudahan penggunaan. Kemudian, model bisnis freemium yang memungkinkan pengguna untuk mencoba layanan dasar secara gratis telah berhasil membangun basis pengguna yang besar sebelum pandemi terjadi. 

Sosok Eric Yuan, sang pendiri Zoom, juga tak dapat diabaikan begitu saja. Eric menyadari kelemahan dalam platform konferensi video yang ada saat itu, seperti kompleksitas penggunaan dan kualitas video yang buruk. 

Dengan keyakinan bahwa komunikasi video dapat dibuat lebih sederhana dan efisien, dia mendirikan Zoom untuk menawarkan solusi baru yang lebih baik. Dengan demikian, fokus awal Zoom adalah menciptakan platform yang mudah digunakan dengan kualitas video yang superior dan koneksi yang stabil. Bahkan sebelum Zoom berdiri, Eric telah merancang platform ini dengan fokus pada kebutuhan pengguna. 

Banyak pesaing fokus pada fitur perusahaan besar, namun Zoom berhasil memenuhi kebutuhan individu dan organisasi kecil. Sebagai seorang mantan eksekutif Cisco, Eric sejak lama telah memiliki visi untuk menciptakan platform komunikasi video yang sederhana, efisien, dan andal. 

Pendekatan ini memungkinkan Zoom menarik perhatian, bahkan sebelum pandemi Covid-19 mempercepat adopsi teknologi konferensi video di seluruh dunia. 

Kepemimpinan Eric yang visioner memungkinkan Zoom untuk berinovasi dan terus meningkatkan produk mereka. Eric menjadikan inovasi sebagai budaya korporasi sehingga membuat Zoom mampu merespon lonjakan permintaan selama pandemi dengan cepat. 

Eric pula yang mendorong Zoom meningkatkan kapasitas server mereka, menambahkan fitur baru, dan memperbaiki masalah keamanan yang muncul seiring pertumbuhan pengguna. 

Selain itu, Eric juga dikenal sebagai pemimpin yang rendah hati, sering kali berinteraksi langsung dengan pelanggan untuk memahami kebutuhan mereka. Kepemimpinan semacam ini jarang terjadi secara kebetulan. Itulah yang menjadikan Zoom siap menghadapi tantangan dan peluang.

Serendipity yang Didukung oleh Strategi

Jika kesuksesan Zoom dapat dianggap sebagai serendipity, itu adalah serendipity yang didukung oleh strategi matang. Beberapa elemen penting yang membuat Zoom sukses. Yang pertama adalah pengenalan peluang, di mana Zoom mampu melihat dan memenuhi kebutuhan komunikasi digital yang meningkat drastis selama pandemi. 

Kemampuan ini didukung oleh komitmen Zoom untuk menghadirkan pengalaman pengguna yang unggul, seperti kemudahan penggunaan, bahkan untuk pengguna tanpa latar belakang teknologi.

Elemen berikutnya adalah kesiapan dukungan infrastruktur, berupa kepemilikan dan penguasaan teknologi yang mumpuni dan model bisnis yang menarik sebelum lonjakan permintaan terjadi. 

Tanpa dukungan infrastruktur yang baik, tak akan ada konektivitas yang stabil dengan kualitas video yang baik meskipun pada jaringan internet yang kurang optimal, serta tak akan ada fitur yang beragam, seperti breakout rooms, latar belakang virtual, dan kemampuan merekam rapat. 

Elemen ketiga adalah adaptabilitas, yaitu kemampuan Zoom yang dengan cepat mengatasi tantangan baru, seperti kritik terhadap privasi dan keamanan. Ini adalah contoh inspiratif dari konsep "kesiapan bertemu dengan peluang." 

Pandemi mungkin tidak dapat diprediksi, tetapi Zoom telah mempersiapkan dirinya untuk sukses jauh sebelum krisis terjadi.

Kesuksesan Zoom mengingatkan kita bahwa serendipity saja tidak cukup untuk mencapai keberhasilan jangka panjang dalam bisnis. Banyak perusahaan lain juga menghadapi situasi serupa selama pandemi tetapi gagal memanfaatkan peluang yang sama. Contohnya, Skype, yang dulu menjadi pemimpin dalam komunikasi video, kehilangan posisinya karena gagal berinovasi dan menawarkan pengalaman pengguna yang lebih baik. 

Google Meet dan Microsoft Teams juga menghadapi tantangan untuk mengejar ketertinggalan dari Zoom, meskipun mereka memiliki sumber daya yang jauh lebih besar. Contoh-contoh tadi menunjukkan bahwa serendipity memerlukan kesiapan dan eksekusi yang luar biasa untuk menghasilkan dampak besar.

Kesimpulan dan Tantangan Masa Depan

Kesuksesan bisnis Zoom dapat memiliki unsur serendipity, terutama karena pandemi Covid-19 yang tak terduga. Namun, menyebut keberhasilan ini semata-mata sebagai kebetulan adalah suatu penyederhanaan karena pada dasarnya Zoom telah membangun fondasi yang kuat, termasuk teknologi unggul, strategi bisnis yang efektif, dan kepemimpinan visioner. 

Ketika peluang besar muncul, perusahaan ini berada dalam posisi yang siap untuk memanfaatkannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kesuksesan Zoom adalah hasil dari kombinasi serendipity dan kesiapan strategis. Hal ini adalah pengingat bahwa dalam dunia bisnis, keberuntungan sering kali berpihak pada mereka yang telah mempersiapkan diri dengan baik.

Zoom memang telah mencapai kesuksesan besar selama dan pasca pandemi, tetapi tantangan baru terus muncul. Tantangan pertama adalah persaingan yang semakin ketat. 

Microsoft Teams dan Google Meet tentu tak akan tinggal diam; mereka terus meningkatkan layanan mereka. Tantangan berikutnya adalah kejenuhan pasar. Hal ini terkait dengan berakhirnya pandemi yang membuat permintaan untuk konferensi video mungkin akan menurun. 

Tantangan lain yang barangkali paling menentukan adalah kritik terhadap privasi dan keamanan. Zoom harus terus meningkatkan standar mereka untuk mempertahankan kepercayaan pengguna. 

Untuk mempertahankan kesuksesannya, Zoom tentu harus terus berinovasi dan memperluas layanan mereka ke segmen pasar baru, yang mungkin belum terjamah sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Usep Nugraha
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper