Bisnis.com, JAKARTA - Aksi jual saham besar-besaran di dua perusahaan konsumen terbesar di China telah menghapus lebih dari US$18 miliar kekayaan orang-orang terkaya di negeri tirai bambu tersebut.
Hal itu makin menegaskan kekhawatiran investor atas kesehatan ekonomi terbesar di Asia tersebut.
Dilansir Bloomberg, orang terkaya di China, pendiri Nongfu Spring Co, Zhong Shanshan, kehilangan sekitar US$4 miliar karena saham perusahaan minuman raksasa itu anjlok hingga 12,9% pada hari Rabu di Hong Kong, sehingga total kekayaannya menjadi US$45,5 miliar.
Hal itu setelah Nongfu mengumumkan pendapatan dari produk air minum dalam kemasan turun 18% selama semester pertama, dengan porsi segmen tersebut terhadap total pendapatan turun menjadi sekitar 39%, dari sekitar 48% tahun lalu.
Sementara itu, kekayaan pendiri PDD Holdings Inc Colin Huang anjlok sebesar US$14,1 miliar pada Senin, karena sahamnya anjlok paling dalam sepanjang sejarah perusahaan setelah mengumumkan penurunan pendapatan dan dalam tren yang terus menurun.
Penurunan ini merupakan kerugian terbesar Huang dalam satu hari, menjatuhkannya ke posisi keempat dalam peringkat Bloomberg setelah sempat menduduki posisi teratas awal bulan ini.
Baca Juga
Penurunan ini juga masih berlanjut pada Selasa, ketika saham pemilik induk usaha e-commerce Temu itu turun 4,1%, sehingga mengurangi kekayaan Huang lebih lanjut sebesar US$1,4 miliar. Sementara itu, salah satu pendiri Tencent Holdings Ltd., Pony Ma, kini menempati posisi kedua dalam daftar Bloomberg.
Penurunan kekayaan mereka masing-masing juga menggarisbawahi kepercayaan investor yang goyah terhadap konsumsi di China, di mana banyak bisnis terbesar di dunia menghadapi perlambatan permintaan karena ekonomi yang goyah.
“Ekonomi Tiongkok mungkin lebih buruk daripada yang dipikirkan orang jika perusahaan konsumen seperti Nongfu dan PDD tidak berjalan dengan baik. Pasalnya, perusahaan seperti Nongfu mewakili segmen yang permintaannya seharusnya besar, yaitu air mineral dan produk konsumsi lainnya,” kata Vey-Sern Ling, direktur pelaksana di Union Bancaire Privee, mengutip Bloomberg, Rabu (28/8/2024).