6. Teddy Sagi — US$6,4 Miliar
Teddy Sagi merupakan pendiri pengembang perangkat lunak perjudian Playtech pada 1999. Perusahaan ini memiliki pendapatan lebih dari US$1 miliar dan diperdagangkan di bursa saham London.
Sagi lantas menjual 12% saham Playtech dengan harga hampir US$400 juta pada tahun 2016, dia menjual sisanya seharga US$88 juta pada November 2018.
Dia telah mengantarkan 4 perusahaan di bawah tangan dinginnya ke publik di AIM London, yaitu Playtech, Market Tech, pemroses pembayaran online SafeCharge, dan perusahaan keamanan siber Kape.
Lalu, Sagi kembali menjadikan Market Tech, yang sekarang menjadu Labtech London, menjadi perusahaan privat pada Juli 2017. Perusahaan ini memiliki portofolio properti di London termasuk pusat wisata Camden Market.
Pada 2019, dia menjual SafeCharge ke perusahaan Kanada, Nuvei seharga US$889 juta. Selain itu kekayaannya juga disumbang dari investasinya yang lain mencakup ruang kerja bersama dan startup teknologi.
7. Mark Scheinberg — US$5,6 Miliar
Mark Scheinberg mendirikan PokerStars bersama ayahnya, Isai, dan membangunnya menjadi perusahaan poker online terbesar di dunia sebelum menjualnya pada 2014.
Baca Juga
Scheinberg, yang saat itu memiliki 75% bisnis induk Rational Group, mengantongi lebih dari US$3 miliar dari penjualan tersebut.
Dia juga membantu meluncurkan PokerStars pada 2001, saat usianya baru 28 tahun, dan mendapat banyak manfaat dari booming poker yang segera melanda AS dan seluruh dunia.
Scheinberg kini telah banyak menginvestasikan sebagian hasil penjualannya pada aset perhotelan mewah melalui kendaraan investasi real estate miliknya, Mohari.
Investasi real estatnya termasuk saham di Ritz-Carlton Yacht Collection, hotel bersejarah di Madrid dan resor mewah di Kosta Rika.
Pada 2023 dia juga mengakuisisi Tao Group Hospitality, yang mengoperasikan lebih dari 80 restoran dan klub dengan merek seperti Tao, Hakkasan, dan Lavo.
8. Gabe Newell — US$4,3 Miliar
Gabe Newell merupakan pendiri Valve Corp., yang mengembangkan video game, sejak dia bentuk pada 1998 dengan mantan rekan Microsoft Mike Harrington.
Perusahaan ini menemukan kesuksesan awal dengan game seperti Half-Life dan Portal. Valve Corp. juga memainkan peran besar dalam penjualan game PC melalui toko digital Steam-nya yang mirip dengan iTunes video game.
Steam menjual lisensi permainan kepada 125 juta pengguna judulnya sendiri dan milik pengembang lain dan mengumpulkan persentase dari penjualan.
Forbes memperkirakan Newell memiliki setidaknya seperempat perusahaan yang beroperasi di Bellevue, Washington.
9. John Coates — US$4 Miliar
John Coates adalah salah satu CEO perusahaan judi di Inggris Bet365, yang merupakan salah satu bisnis perjudian online terbesar di dunia.
Dia bergabung dengan saudara perempuan miliardernya dan co-CEO, Denise, pada 2001 untuk meluncurkan Bet365 setelah dia menjual beberapa toko taruhan ayah mereka.
Bet365 telah menjadi pemain global, dengan lebih dari 53 juta pelanggan di 200 negara. Selagi Denise memiliki separuh saham perusahaan, John memiliki seperempatnya.
Pada Juli 2015, dia menjadi wakil ketua Klub Sepak Bola Stoke City Liga Utama Inggris, di mana Bet365 memiliki saham mayoritas.
10. Pansy Ho – US$3,8 Miliar
Meskipun terlahir dalam keluarga kaya, Pansy Ho telah menopang kekayaan dan kehebatan keluarganya di industri kasino China. Dia adalah petinggi di Shun Tak Holdings, sebuah perusahaan pengembangan properti Hong Kong yang didirikan ayahnya.
Perusahaan itu berkembang di bidang pelejudian termasuk kemitraan parsial antara MGM China dan SJM mendiang ayahnya.
Dengan MGM China menjadi salah satu dari enam pemegang lisensi kasino Makau, pengaruh Pansy dalam industri ini sangat besar.