Bisnis.com, JAKARTA -- Jangan pandang sepele bisnis pembuatan jam tangan dalam negeri. Kendati bukan negara yang tenar sebagai produsen jam, jam tangan kayu buatan anak muda Indonesia sudah diakui dan laris manis di luar negeri.
Jam tangan dengan merek L&K yang mengusung konsep jam dengan unsur bahan kayu itu diproduksi oleh dua pengusaha muda Indonesia, Hocky Santha bersama rekannya Lucius Leon Worang.
Ketika mengawali usaha tersebut pada 2008, keduanya mengeluarkan modal sebesar Rp200 juta yang digunakan untuk operasional awal termasuk membeli bahan baku, tenaga kerja dan percobaan.
“Awalnya ini dari hobi saja, kami berdua penyuka jam dan jenuh melihat jam yang ada begitu-begitu saja. Makanya kami bereksperimen sekaligus ingin mengangkat budaya Indonesia seperti wayang,” kata Hocky kepada Bisnis.com.
Lewat berbagai ujicoba, L&K mendapatkan corak desain dan material terbaik yakni kayu merbau dan kayu rengas yang asli Indonesia serta bersertifikat. Mesin yang mereka pilih yakni mesin jam mekanik dari Swiss dikenal sebagai produsen jam kualitas wahid.
Mesin tersebut diberi sentuhan berbeda dengan cara diukir pakai tangan lalu dilapisi emas. “Dengan demikian masing-masing jam punya karakter berbeda-beda, karena serat kayu kan berbeda-beda dan mesinnya juga diukir,” kata dia.
Semangat awal pembuatan jam tangan L&K adalah memberikan desain yang unik dan artistik. Karena itu dia menyediakan jasa pemesanan jam tangan sesuai dengan corak desain yang diinginkan hingga ukir nama.
Selain itu, order by custom juga dapat diterapkan pada seluruh komponen mesin, mulai dari jenis kayu yang digunakan, bahan rantai atau kulitnya, jarumnya hingga warna jam yang diinginkan.
Pilihan yang ditawarkan warna merah kecoklatan yang memakai bahan kayu rengas, dan coklat muda yang memakai bahan kayu merbau, serta warna kehitaman yang memakai kayu sonokeling. Di luar jenis itu, Hocky juga meladeni permintaan dari klien yang ingin memakai jenis kayu berbeda seperti kayu jati.
“Kami akan tampung ide-ide customer. Jadi nanti kami bawakan contoh-contohnya dan kami berikan masukan bagaimana mewujudkan konsep jam yang diinginkan pelanggan. Intinya akan ada diskusi,” tuturnya.
Dalam memproduksi satu jam tangan butuh waktu yang berbeda-beda tergantung kuota dan tingkat kesulitannya.
Jika klien menginginginkan jam tangan sesuai standar yang sudah diberikan L&K, umumnya Hocky hanya perlu waktu dua pekan. Waktu itu digunakan untuk merakit serta melakukan set dan tes akurasi mesin.
Sedangkan untuk pesanan custom dengan kesulitan tinggi, umumnya akan butuh waktu tiga hingga empat bulan. Hal ini karena dia cukup serius dalam memperhatikan tiap detail komponen jam tangannya.
Hocky mengaku tidak akan menoleransi jika ada kesalahan kecil dan memilih untuk mengulang prosesnya sejak awal demi kepuasan pelanggan. Diakuinya proses pembuatan jam tangan mekanik lebih sulit dibanding pembuatan jam tangan bermesin.
Dengan durasi pengerjaan yang cukup lama dan perlu ketelitian tinggi, dapur produksi L&K cukup terbatas. Dalam sebulan hanya ada sekitar lima jam tangan yang diproduksi.
Satu produk standar dibanderol sekitar US$ 3.300 per unit, sedangkan produk custom dibanderol harga mulai US$4.000 – US$8.000. Hocky bisa mengantongi omzet minimal US$150.000 – US$200.000.
“Kalau ada yang bilang L&K mahal itu sebenarnya relatif ya. Kalau dilihat brand lain seperti Panerai harganya bahkan bisa US$7.000 dengan mesin yang sama dengan kami. Sementara L&K tidak hanya sekedar jam fashion, tapi mengandung art yang ditunjukkan lewat ukiran dan lapisan emas,” katanya.
Pasar yang diincar L&K adalah kelas premium dan luar negeri. Pemasaran dilakukan lewat websitenya www.luciusandki.com dan sejauh pemesanan sudah mengalir dari Abu Dhabi, Inggris, Amerika Serikat, Australia, Afrika.
Dengan perbedaan tersebut, Hocky mengaku tidak terlalu khawatir meski kini semakin banyak pelaku usaha yang ikut mencicipi gurihnya bisnis jam tangan kayu. Menurutnya selama segmen pasar yang diincar berbeda-beda dan mampu membuat produk unggul, bisnisnya akan terus punya prospek cemerlang.