Shandy Mulyadi tidak pernah menyangka akan sukses membangun perusahaan iklan di Tanah Air. Mengawali karier sebagai area promotion coordinator PT Bentoel Jakarta pada 1990, dan beranjak menjadi asisten marketing and public relations manager di PT. Gencar Semarak Perkasa -milik seniman dan politisi Guruh Soekarno Putra- membuat Shandy paham betul dunia pemasaran.
Perhatiannya kepada dunia pemasaran mulai bergeser ke periklanan, tepatnya pada periode 1996-2008 ketika bergabung dengan PT International Matari Advertising sebagai account director.
Setelah 12 tahun berjalan, akhirnya Shandy memutuskan pindah menjadi client service director di perusahaan Artek’ n Partners Communications. Merasa puas mendapatkan pengalaman di tempat ini, tepatnya pada 2010, Shandy memutuskan keluar dari perusahaan dan memusatkan perhatian untuk membangun bisnis sendiri dengan mengerek bendera PT. Warna Pariwara Indonesia.
Pada awalnya, perusahaan yang dibangun Shandy dan dua rekan ini tidak berjalan mulus. Baru sebulan berjalan, dia harus berpisah dengan rekan bisnis karena tidak memiliki kesepahaman ideologi dan perbedaan pandangan terkait hal teknis. Ditinggalkan rekan kerja, tidak kemudian membuatnya berkecil hati. Shandy tetap konsisten meneruskan bisnis yang baru seumur jagung ini. Prinsip harus menjadi orang baik dan bermanfaat untuk sesama yang dipesankan ayahnya, dipegangnya erat-erat.
Anak kedua dari delapan bersaudara yang sekarang menjabat sebagai President Director ini mengenang saat pertama kali perusahaan yang dirintisnya mendapatkan klien dari perusahaan oli bertaraf internasional. Dia mengatakan klien perdana ini sempat membuatnya kelimpungan mencari modal usaha mengingat bujet produksi untuk iklan yang digarap perusahaannya mencapai miliaran rupiah.
Akhirnya dia mendapatkan pinjaman dari rekan kerja yang lain. Usai mendapatkan modal untuk produksi iklan, Shandy masih harus memutar otak mencari dana sebesar Rp3 miliar agar iklan yang diproduksinya itu dapat ditayangkan di sejumlah media elektronik. “Kalau dibayangkan mendapat uang sebesar itu dalam jangka waktu satu minggu pasti sangat mustahil. Namun, karena dalam bekerja saya selalu menjaga niat baik dan kepercayaan, pastinya Tuhan selalu mempermudah saya untuk mendapat kepercayaan dari klien maupun yang lain,” kata Shandy.
Sejalan dengan waktu, perusahaan iklan yang dirintisnya di kantor seluas 4 x 8 m di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan itu kini berkembang pesat dan berhasil melewati masa lima tahun. Namun demikian bukan Shandy namanya jika cepat merasakan puas. Keinginannya untuk berbuat hal yang bermanfaat untuk sesama diwujudkannya dengan mengembangkan anak perusahaan. Anak perusahaan tersebut masing-masing bergerak di bidang komunikasi periklanan, produksi iklan dan film, dan bidang kemasyarakatan.
Khusus untuk anak perusahaan yang bergerak di bidang kemasyarakatan, bertanggung jawab untuk menjalankan program Corporate Social Responbility dan mendonasikan sebagian pendapatan perusahaan untuk orang lanjut usia, anak yatim, dan warga yang kurang beruntung. Selain itu, Shandy juga mendirikan Yayasan Anak Shaleh Indonesia yang memiliki ratusan anak binaan untuk belajar agama dengan pengetahuan umum.
Ke depan, Shandy mengharapkan agar manajemen perusahaannya dapat lebih kreatif, inovatif, dan mengeluarkan produk yang berbeda dari yang lain, sekaligus tidak putus untuk berbagai dengan sesama. “Saya akan terus menciptakan konsep-konsep periklanan yang distingtif untuk produk-produk klien yang ditangani perusahaan . Dengan konsep yang benar dan terjaganya hubungan baik dengan orang lain, saya yakin dapat menjalankan perusahaan periklanan ini lebih baik lagi,” ujarnya.
Kiat Bisnis Shandy Mulyadi: Bermodal Niat Baik & Kepercayaan
Dengan konsep yang benar dan terjaganya hubungan baik dengan orang lain, saya yakin dapat menjalankan perusahaan periklanan ini lebih baik lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ipak Ayu H Nurcaya
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia Week End edisi 10/4/2015
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 menit yang lalu