Bisnis.com, MAKASSAR - Peluang bisnis di industri kreatif kian meningkat, terutama di tengah pemanfaatan teknologi yang kian meningkat.
Teuku Riefky Harsya, Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sekaligus Kepala Badan Ekonomi Kreatif mengatakan berdasarkan data BPS, jumlah pelaku usaha di sektor industri kreatif juga mengalami kenaikan.
"Menurut data BPS di akhir 2024 lalu jumlah pelaku usaha di Industri kreatif itu mencapai 26,4 juta, dan kita harapkan jumlahnya terus meningkat," ujarnya dalam acara Creators Lab TikTok Shop dan Kemenekraf RI berdayakan Emak-emak Matic.
Riefky juga mengatakan sumbangan sektor ekonomi kreatif terhadap PDB juga cukup besar dan pertumbuhan lapangan pekerjaan di industri kreatif dalam 11 tahun terakhir itu meningkat hampir sekitar 90%.
Diproyeksikan, ke depannya, juga akan semaki cepat pertumbuhannya karena mungkin semakin banyaknya generasi muda tentu generasi muda biasanya lebih banyak ingin kerja sesuai passionnya yang bisa diakomodasi di berbagai subsektor ekonomi kreatif.
Dia memaparkan saat ini sudah ada 17 subsektor ekonomi kreatif yang ada di Indonesia yang bisa menjadi sarana untuk generasi muda dalam berkembang. Adapun, sub sektor yang kini mengalami pertumbuhan cukup besar adalah fashion, kuliner, griya, film, animasi dan games.
Baca Juga
Khusus games, katanya, saat ini banyak anak-anak muda Indonesia yang menjadi desainer yang bisa mengembangkan aplikasi games.
Dia juga mengatakan industri ini juga bisa memberikan peluang pada perempuan yang ingin menjalankan usaha. Namun, katanya, perlu ada dukungan dari semua pihak untuk diberikan tambahan-tambahan pelatihan dan pendampingan dari semua stakeholder.
"Pendampingan ini tidak mungkin dilakukan sendiri oleh pemerintah pusat, kami perlu dukungan dari pihak pemerintah daerah dukungan dari pihak swasta kemudian juga berkolaborasi dengan para akademisi dengan media-media nasional dan media lokal dan banyak hal. Jadi intinya karena zaman digital ini semua pihak perlu kita beri penguatan terutama juga khususnya kaum perempuan," paparnya.
Potensi usaha di sektor ekonomi kreatif juga bisa meningkatkan partisipasi angkatan kerja kaum perempuan di Indonesia. Seperti diketahui, tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan berada di kisaran 50% selama 20 tahun terakhir, jauh di bawah laki-laki yaitu 80%. Untuk mendorong TPAK perempuan, pekerjaan informal bisa menjadi pilihan karena berdasarkan data, sekitar 66% pekerja informal di Indonesia adalah perempuan.
Menurut Riefky, kerja sama atau kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah ada pihak swasta, asosiasi atau komunitas, media, dan kampus atau lembaga-lembaga keuangan agar mencapai misi pemerintah menciptakan ekonomi kreatif sebagai salah satu mesin baru pertumbuhan ekonomi nasinal.
Riefky menambahkan, bersama sejumlah mitra, seperti Tokopedia dan TikTok Shop, pihaknya juga menargetkan memberdayakan 10.000 perempuan dan generasi muda hingga akhir tahun melalui program Emak-emak Matic.
"Kami sangat mengapresiasi keterlibatan Tokopedia dan TikTok Shop lewat Creators Lab dalam melatih peserta yang didominasi ibu rumah tangga untuk menjadi kreator TikTok yang bisa mendapatkan penghasilan dengan mempromosikan produk UMKM lokal di TikTok Shop. Peserta juga diberikan pemahaman mengenai pentingnya merekomendasikan produk atau penjual terpercaya," paparnya.
Sementara itu,Melissa Siska Juminto, Presiden Direktur Tokopedia dan TikTok E-commerce mengatakan pihaknya secara rutin memberikan pelatihan dan pendampingan pada konten kreator terutama perempuan agar menjadi affiliate content creator, yang profesional, berkualitas dan berdaya saing tinggi, lewat Creators Lab. Program ini telah berlangsung di Bekasi dan Tangerang, dan akan berlanjut ke 10 kota lain, dan Makassar, Sulawesi Selatan.
Dia mengatakan selain dilatih memahami prinsip afiliasi, personal branding, dan pembuatan konten video, peserta Creators Lab dibekali cara merekomendasikan produk atau penjual terpercaya untuk mendukung #BelanjaAman di TikTok Shop.
"Misalnya, dengan memberi pemahaman memilih penjual ‘Power Shop’ atau ‘Mall’, mengarahkan untuk mempelajari review dari pembeli sebelumnya untuk memastikan kualitas produk yang akan direkomendasikan karena rekomendasi yang tepat akan menentukan kredibilitas kreator, atau tentang mengecek izin yang relevan terutama untuk produk seperti obat atau makanan yang wajib memiliki izin edar dari BPOM atau PIRT," paparnya.
Khusus untuk pelatihan pembuatan konten video, katanya, hal ini dilakukan karena melihat tingginya lonjakan transaksi pada kuartal I 2025 karena pemanfaatan konten video di berbagai kampanye.
“Lonjakan transaksi menunjukkan makin banyak masyarakat berbelanja online setelah menonton konten video dari kreator karena itu, Tokopedia dan TikTok Shop menggencarkan program Creators Lab untuk melatih kreator merekomendasikan penjual terpercaya, demi memastikan pengalaman belanja aman agar dapat mengenali penjual tepercaya, membaca ulasan, membandingkan harga, serta memanfaatkan fitur yang relevan," tambahnya.
Dia memaparkan, konten video baik short video maupun live streaming adalah faktor kunci yang bisa mendorong pertumbuhan bisnis UMKM. Di Ramadan tahun ini, misalnya, live streaming di TikTok ditonton 2,8 miliar kali. Di sisi lain, ada lebih dari 200 juta pengguna gabungan TikTok dan Tokopedia. Kenaikan nilai transaksi di TikTok Shop karena live streaming saat sahur bahkan mencapai 24 kali lipat.
Menurutnya, konten video yang efektif membantu UMKM menaikkan penjualan, memberi penghasilan bagi kreator melalui komisi, dan memudahkan pembeli.