Bisnis.com, JAKARTA - Transformasi digital di Indonesia tidak hanya dipicu oleh kebutuhan industri besar, tetapi juga oleh semakin banyaknya pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang mulai mengadopsi teknologi dalam operasional mereka.
Pasar perangkat lunak ERP di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2025, pendapatan di sektor perangkat lunak enterprise di Indonesia diproyeksikan mencapai US$546,35 juta (Statista).
Pertumbuhan ini mencerminkan kebutuhan yang meningkat akan otomatisasi dan integrasi proses bisnis di berbagai sektor industri.
Dengan pengalaman dan rekam jejak IOTF yang berhasil berkembang dari bisnis tradisional menjadi perusahaan publik, kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat transformasi digital bagi pelaku usaha di Indonesia, khususnya mereka yang belum mengadopsi sistem ERP.
Perangkat ERP (Enterprise Resource Planning) adalah perangkat lunak yang mengelola dan mengintegrasikan proses bisnis perusahaan. ERP dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi, akurasi data, dan layanan pelanggan.
ERP memungkinkan perusahaan untuk mengintegrasikan semua sistem yang ada, termasuk akuntansi, keuangan, pengadaan, persediaan, produksi, dan pengiriman. Integrasi ini menghilangkan kebutuhan akan sistem terpisah, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menghemat waktu dan uang.
Baca Juga
Dalam konteks sistem informasi bisnis, ERP sangat penting karena memberikan visibilitas dan kontrol yang lebih besar atas proses bisnis. Dengan menggunakan ERP, perusahaan dapat memantau aktivitas bisnis mereka secara real-time, mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih cepat, dan menghemat waktu dan uang dengan mengotomatisasi tugas yang biasanya dilakukan secara manual.
Selain itu, pasar pusat data (data center) di Indonesia juga menunjukkan potensi yang menjanjikan. Proyeksi menunjukkan bahwa sektor pusat data Indonesia akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 14% dari tahun 2023 hingga 2028, dengan nilai pasar diperkirakan meningkat dari US$2,06 miliar pada tahun 2023 menjadi US$3,98 miliar pada tahun 2028 (Omadata.com).
Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya adopsi teknologi digital dan kebutuhan akan infrastruktur penyimpanan data yang andal.
Menurut CEO PT Sumber Sinergi Makmur Tbk, Alamsyah Cheung, kebutuhan digitalisasi, terutama bagi pelaku usaha banyak yang belum tersentuh sistem ERP yang canggih
"Dengan kerja sama antara IOTF dan Kingdee diharapkan dapat menjangkau segmen UMKM yang selama ini belum tersentuh sistem ERP yang efisien dan mudah diimplementasikan. Kingdee, dengan pengalaman globalnya, akan memberikan keunggulan teknologi, sementara IOTF akan memastikan adaptasi yang lebih mudah di pasar lokal,” ujar Alamsyah terkait Fox Logger yang ditunjuk sebagai mitra lokal di Indonesia oleh Kingdee International Software Group Co. Ltd.
Dia menambahkan kemitraan ini juga membuka peluang ekspansi lebih lanjut, termasuk kemungkinan merger & acquisition (M&A) di masa depan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital, khususnya pusat data di Indonesia.