Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Harta Rp457 Triliun, Ini Sumber Kekayaan Aliko Dangote Orang Terkaya Afrika

Aliko Dangote punya kekayaan mencapai Rp457 triliun. Menjadi orang terkaya di Afrika dan masuk kembali dalam daftar 100 orang terkaya versi Forbes.
Aliko Dangote, orang terkaya di Afrika dengan harta US$11,8 miliar
Aliko Dangote, orang terkaya di Afrika dengan harta US$11,8 miliar

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah lebih dari satu dekade mengalami penundaan karena kendala keuangan, dan pergulatan terkait regulasi, kilang minyak senilai US$23 miliar milik Aliko Dangote kini sudah bisa beroperasi. 

Kilang tersebut selain membentuk kembali sektor energi Nigeria juga meningkatkan kekayaan miliarder terkaya Afrika itu hingga dua kali lipat.

Dilansir Forbes, kilang milik Dangote, yang terletak di Zona Bebas Lekki Nigeria, mulai beroperasi pada tahun lalu dan sejak itu telah meningkatkan produksi. 

Kilang tersebut memproses 350.000 barel per hari (bph) pada paruh kedua 2024, meningkat menjadi 500.000 bph pada Januari 2025.

Pada bulan depan, kilang tersebut diharapkan mencapai kapasitas penuhnya sebesar 650.000 bph, menjadikannya kilang terbesar ketujuh di dunia dan terbesar di Afrika.

Selain itu, kompleks petrokimianya memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar tiga juta metrik ton urea, memposisikannya sebagai produsen pupuk terbesar di benua itu.

"Ini sangat melegakan. Selama ini tidak seorang pun pernah memberi kami kesempatan untuk membuktikannya," kata Dangote dalam sebuah wawancara dengan Forbes, dikutip Rabu (19/2/2025).

Kilang minyak tersebut juga telah memengaruhi pasar energi global, mengurangi ketergantungan Nigeria pada bahan bakar impor dan menjadikan negara tersebut sebagai pengekspor bersih bahan bakar jet, nafta, dan bahan bakar minyak.

Kembali ke Daftar 100 Orang Terkaya Forbes

Dengan kekayaannya yang ikut bertumbuh seiring dibukanya kilang minyak tersebut, Dangote kini menjadi orang terkaya ke-65 di dunia dengan kekayaan bersih US$28 miliar atau sekitar Rp457,24 triliun.

Kilang minyak tersebut hampir menggandakan kekayaan Dangote dan memperkuat statusnya sebagai orang terkaya di Afrika dan mengembalikannya ke daftar 100 miliarder teratas dunia versi Forbes untuk pertama kalinya sejak 2018. 

Namun, dia bersikeras bahwa kekayaannya yang sebenarnya bahkan lebih tinggi.

Meskipun ada tonggak sejarah ini, perjalanan kilang minyak tersebut penuh dengan tantangan. Keraguan awal tentang kelangsungan hidupnya diperparah oleh kesulitan dalam mengamankan minyak mentah dari Perusahaan Minyak Nasional Nigeria (NNPC) milik negara.

Kelayakan finansial proyek tersebut masih dipertaruhkan, tetapi Dangote bertahan, dengan menyebutkan misi yang lebih besar, yakni ingin mengurangi ketergantungan Nigeria pada bahan bakar impor dan mendorong industrialisasi di seluruh Afrika.

“Kita harus membangun negara kita sendiri. Kita harus membangun benua kita sendiri, bukan [bergantung pada] investasi asing,” kata Dangote.

Menurutnya, Afrika telah lama menjadi “tempat pembuangan produk jadi” dan bahwa kilang tersebut menjadi langkah penting menuju swasembada. 

Namun, dampak kilang tersebut terhadap harga bahan bakar lokal masih kurang menguntungkan. Biaya bensin setelah kehadiran kilang tersebut justru melonjak hingga 60% dalam enam bulan terakhir, yang memperburuk tekanan ekonomi pada warga Nigeria.

Kenaikan harga ini sebagian besar disebabkan oleh keputusan Presiden Bola Tinubu pada Mei 2023 untuk mencabut subsidi bahan bakar Nigeria. 

Meningkatnya biaya bahan bakar telah memicu protes di seluruh Nigeria, karena banyak bisnis dan rumah tangga bergantung pada generator bertenaga bensin karena pasokan listrik negara itu yang tidak menentu. 

Rasa frustrasi publik juga terus meningkat, dengan banyak yang mempertanyakan manfaat langsung kilang tersebut.

Dangote menyalahkan NNPC, yang mengawasi program subsidi bahan bakar negara itu dan memegang saham di kilangnya. Awalnya, NNPC setuju untuk mengakuisisi 20% saham seharga US$1 miliar tetapi kemudian mengurangi bagiannya menjadi 7% dan meminta pengembalian dana sebagian.

Perusahaan minyak negara itu juga berjanji untuk memasok 300.000 barel minyak mentah per hari ke kilang tersebut, tetapi gagal memenuhi komitmen ini. 

Sebagai tanggapan, Dangote menggugat NNPC pada September 2024, menuduhnya melanggar undang-undang tahun 2021 yang mewajibkan produsen minyak mentah untuk memprioritaskan kilang dalam negeri. Kasus tersebut masih berlangsung.

“Mafia minyak lebih mematikan daripada mafia narkoba,” tegas Dangote.

Namun, di tengah ketegangan ini, Dangote tetap menjaga hubungan dekat dengan Presiden Tinubu.

“Kami memiliki hubungan yang sangat, sangat baik. Karena saya sudah mengenalnya sejak lama,” katanya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper