Bisnis.com, JAKARTA - Produsen kendaraan listrik terkemuka di China, BYD, bakal segera merampungkan pabrik senilai US$1 miliar atau Rp16,3 triliun di Indonesia, setidaknya hingga akhir 2025.
Mengutip Reuters, rencana jangka panjang pabrik BYD di Indonesia selanjutnya adalah untuk meraih pasar ekspor.
Pabrik yang dibangun di kompleks industri di Subang, Jawa Barat, itu akan memiliki kapasitas produksi 150.000 unit kendaraan listrik (electric vehicles/EV) per tahun.
Dengan investasi senilai US$1 miliar, BYD juga mendapatkan insentif dari pemerintah berupa izin sementara waktu mengirimkan mobilnya ke Indonesia tanpa bea masuk.
Kebijakan tersebut sejalan dengan rencana pemerintah untuk untuk mendorong permintaan EV sekaligus menarik investasi dari produsen mobil.
Pemerintah menargetkan untuk 600.000 EV diproduksi di dalam negeri pada 2030. Pada 2024 sendiri, BYD telah menjual 15.429 unit EV di Indonesia, dan memimpin penjualan EV berbasis baterai dengan pangsa pasar sekitar 36%.
Baca Juga
Siapa Sosok di Balik BYD?
Di belakang berdirinya BYD ada pengusaha yang dulunya hanyalah seorang anak petani. Wang Chuanfu lahir di Provinsi Anhui pada Februari 1966.
Berasal dari keluarga yang serba keterbatasan, dia dibesarkan oleh kakaknya karena kedua orang tuanya meninggal dunia.
Beruntung, dia bisa melanjutkan pendidikan tinggi melalui beasiswa dan belajar kimia di Central South University di China.
Dia kemudian melanjutkan pendidikannya untukk meraih gelar master di bidang teknologi baterai dari Beijing Non-Ferrous Metal General Research Institute, yang sekarang dikenal sebagai GRINM Group.
Selepas kuliah, Wang Chuanfu sempat bekerja sebagai seorang insinyur hingga menjadi Wakil Direktur di Beijing General Research Institute of Nonferrous Metals dan general manager di Shenzhen Beagle Battery Co., Ltd.
Pada 1995, bersama sepupunya, Lu Xiangyang, Chuanfu yang kala itu baru berusia 29 tahun memutuskan membuka usahanya sendiri, dan mendirikan perusahaan manufaktur baterai ponsel dengan nama BYD.
Nama BYD sendiri merupakan kependekan dari kalimat "Build Your Dreams" atau bangun mimpimu dan "Bring Your Dollars" atau bawa uang dolar.
Perusahaannya kemudian terus berkembang, hingga menjadi produsen baterai untuk merek-merek ternama seperti Motorola, Sony, Nokia, Ericsson dan Samsung. Dengan perusahaan yang semakin berkembang, BYD kemudian mulai ekspansi dengan memproduksi kendaraan listrik.
Pada 2005, BYD memperkenalkan mobil sedan F3, yang mendapat sambutan positif di pasar China karena harganya dijual lebih murah dari sedan yang sudah ada seperti Toyota Corolla.
Hingga kini, lini bisnis otomotif justru menjadi penyumbang utama pendapatan BYD, hingga menjadi produsen mobil listrik terbesar di China.
Mengutip Forbes sampai dengan Rabu (22/1/2025), melalui perusahaannya itu, saat ini Chuangfu memiliki kekayaan sekitar US$20,8 miliar atau sekitar Rp339,42 triliun menjadikannya orang terkaya ke 96 di dunia.