Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dia 6 Pemilik Maskapai Penerbangan yang Beroperasi di Indonesia, Terbaru Ada BBN Airlines

Deretan pemilik maskapai penerbangan di Indonesia, dari Lion Group sampai yang terbaru BBN Airlines
Maskapai BBN Airlines
Maskapai BBN Airlines

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia baru-baru ini kehadiran maskapai penerbangan baru, BBN Airlines.

Maskapai tersebut baru diresmikan dan melakukan penerbangan perdananya pada Jumat (27/9/2024) dengan rute Jakarta -Surabaya dan sebaliknya.

Maskapai ini mengklaim menawarkan layanan penerbangan aman, andal, dan efisien setelah mengantongi penambahan Sertifikat Operasi Udara penerbangan komersial penumpang dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia pada Maret 2024.

Kehadiran BBN Airlines ini menambah lagi jumlah maskapai penerbangan di Indonesia.

Punya pasar pariwisata yang menarik, Indonesia jadi rumah dari sederet maskapai, seperti Lion Group, Sriwijaya Air Group, sampai Garuda Indonesia.

Berikut ini daftar pemilik maskapai yang ada di Indonesia:

1. BBN Airlines 

BBN Airlines Indonesia semula hadir di Indonesia dengan nama BlueBird Nordic (BBN) Indonesia.

Sekilas namanya mirip dengan perusahaan taksi di Indonesia, Bluebird. Namun demikian, BBN Airlines bukan anak usaha atau terafiliasi dengan perusahaan taksi ternama tersebut.

Berdasarkan catatan Bisnis, BBN Airlines merupakan entitas anak dari Avia Solutions Group atau ASG yang bergerak di jasa aircraft, crew, maintenance, and insurance (ACMI), penyewaan pesawat atau charter, dan penerbangan kargo. Maskapai ini juga menawarkan layanan reguler terjadwal.

Adapun, Avia Solutions Group merupakan perusahaan berbasis di Irlandia yang didirikan oleh Gediminas Ziemelis, pengusaha asal Lithuania yang menguasai 59,27% saham Avia Solutions Group dan merupakan ultimate beneficial owner.

Hingga saat ini, BBN Airlines Indonesia telah menyiapkan tiga armada Boeing 737-800 untuk melayani permintaan charter passenger penumpang, dan tiga pesawat kargo dengan armada Boeing 737-800. Sementara armada Boeing 737-400 untuk melayani penerbangan domestik maupun internasional.

Dengan armada yang telah tersedia dan permintaan yang tinggi, BBN Airlines Indonesia menarget untuk mengoperasikan 40 armada pesawat pada 2027.

2. Lion Air Group

Rusdi Kirana dan sang kakak Kusnan Kirana merupakan pendiri Lion Air, maskapai penerbangan bertarif murah yang beroperasi sejak 1999. 

Melalui maskapai tersebut, keduanya juga sempat menjadi salahbsatu dari 50 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$835 juta atau sekitar Rp12,6 triliun.

Adapun, sumber kekayaannya berasal dari sejumlah maskapai yang berada di bawah Lion Air Group, mulai dari Lion Air, Batik Air, Wings Air, Malindo Air hingga Thai Lion Air. 

Jangkauan penerbangannya pun tak hanya di kota-kota domestik melainkan sampai ke negeri jiran seperti Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, dan Seoul. 

Tak hanya pesawat-pesawat Lion dan Batik, keluarga Kirana juga diketahui punya andil dalam pendirian maskapai penerbangan baru, Super Air Jet.

Selain itu Lion Air Group juga memiliki bisnis ekspedisi yang bernama Lion Parcel yang didirikan sejak 14 Februari 2013 untuk melayani first, middle, dan last mile baik untuk pengiriman domestik maupun internasional serta bisnis perhotelan Lion Hotel & Plaza yang berlokasi di Manado. 

3. Susi Air

Susi Air merupakan maskapai milik Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, yang sebelumnya merupakan seorang pengusaha di bidang penerbangan lewat PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air). 

Didirikan pada 2004, Susi Air mulai beroperasi dengan 2 pesawat pada bulan Desember 2004 di Medan sebagai tanggapan atas gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut. 

Sejak saat itu, pada 2006 Susi Air mulai mengembangkan rute terjadwal yang berbasis di Medan, Banda Aceh, Padang, Dabo, Bengkulu, Jakarta, Pangandaran, Palangkaraya, Samarinda, Tarakan, Malinau, Kupang, Masamba, Manokwari, Biak, Nabire, Timika, Jayapura, Wamena, dan Merauke. 

4. Sriwijaya Air Group

Sriwijaya Air Group didirikan oleh pengusaha, Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 10 November 2003.

Menurut keterangan di laman resminya, Sriwijaya Air Group merupakan perusahaan keluarga yang dikelola kakak beradik, bersama dengan para founding fathernya perusahaan ini, Sunaryo, Johannes, dan beberapa orang lain.

Sriwijaya Air memulai bisnis dengan satu pesawat tipe Boeing 737-200. Beberapa tenaga ahli yang turut merintis berdirinya Sriwijaya Air adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo.

Chandra Lie juga resmi memperkenalkan NAM Air kepada publik pada 26 September 2013. Maskapai ini merupakan bagian dari Sriwijaya Air Group yang melayani penerbangan untuk wilayah terbang yang lebih kecil sebagai pengumpan (feeder).

5. BUMN 

Garuda Indonesia menjadi salah satu perusahaan maskapai milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perusahaan ini juha menaungi maskapai berbiaya rendah, PT Citilink Indonesia, sebagai anak perusahaan Garuda Indonesia, yang didirikan pada 2009.

Saat ini Garuda Indonesia Group mengoperasikan sebanyak 169 pesawat yang menerbangi 76 rute domestik dan internasional dengan lebih 600 frekuensi penerbangan setiap harinya. Sebagai anggota aliansi SkyTeam, Garuda Indonesia juga terhubung dengan sistem 19 maskapai anggota lainnya yang dapat melayani penumpang untuk terbang ke lebih dari 1052 destinasi di 177 negara.

Selain Garuda, BUMN juga menaungi maskapai lain seperti Pelita Air Service atau biasa disingkat menjadi PAS, yang merupakan anak usaha dari Pertamina yang juga BUMN.

6. China Aircraft Leasing Group Holdings Limited 

Perusahaan asal China tersebut merupaka pemilik salah satu maskapai lokal, PT TransNusa Aviation Mandiri, biasa disingkat TransNusa.

TransNusa adalah maskapai penerbangan domestik Indonesia yang melayani wilayah timur Indonesia, terutama Nusa Tenggara dan Sulawesi bagian selatan dengan basis utamanya adalah Bandara El Tari, Kupang. 

Diluncurkan pada Agustus 2005, TransNusa melayani berbagai tujuan dari Kupang, Timor, menggunakan pesawat carteran dari Pelita Air dan Trigana Air Service.

China Aircraft Leasing Group Holdings Limited (CALC), yang merupakan anak perusahaan dari China Everbright Group mengendalikan maskapai dengan 49 persen kepemilikan saham.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper