Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja brand barang mewah tengah tersendat. Hal itu turut dirasakan oleh brand Burberry yang kinerjanya menurun dengan penjualannya anjlok 21% sampai Juni 2024.
Dilansir Vogue, Burberry menyalahkan perlambatan global barang mewah, terutama dari lemahnya permintaan di China dan Amerika Serikat, sebagai penyebab turunnya pendapatan dan laba setahun penuh mereka.
Merek asal Inggris ini memperingatkan bahwa tantangan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut pada paruh pertama tahun fiskal 2025.
Burberry melaporkan akan mencatat kerugian operasional pada semester pertama jika penjualan ritel terus turun seperti saat ini, setelah anjlok sebesar 21% pada basis toko yang sama pada kuartal pertama hingga 29 Juni 2024.
“Perlambatan global dalam permintaan barang mewah menghadirkan tantangan tambahan yang harus kami adaptasi,” ungkap CEO Jonathan Akeroyd.
Terkait hal tersebut, Burberry juga telah menggantikan bosnya, Jonathan Akeroyd setelah lebih dari dua tahun menjabat, lantaran adanya perkiraan akan mengalami kerugian dan akan menghentikan pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Baca Juga
Grup barang mewah tersebut mengatakan Akeroyd akan segera mengundurkan diri atas persetujuan bersama dengan dewan pengurus perusahaan.
Dia akan digantikan oleh mantan bos Michael Kors, Joshua Schulman, yang akan menjabat mulai 17 Juli.
Sosok di Balik Berdirinya Burberry
Nama merek Burberry bersumber dari nama pendirinya, Thomas Burberry, yang didirikan sudah sejak 1856 di London, Inggris.
Lahir di Brockham Green, dia mengenyam pendidikan di Brockham Green Village School. Selepas masa sekolah Thomas Burberry mulai bekerja sebagai pemagang di toko kain lokal sebelum dia membuka bisnis di Basingstoke pada 1856.
Di usianya yang baru 21 tahun, dia membuka usaha setelah magang di toko kain. Bisnisnya ingin mengeksplorasi pakaian sehari-hari yang nyaman, yang disesuaikan dengan cuaca di Inggris.
Awalnya, desainnya terinspirasi dari pakaian sehari-hari yang dikenakan masyarakat awam. Namun kemudian, Burberry mulai bereksperimen dengan pengembangan bahan dan pakaian yang dapat digunakan untuk aktivitas luar ruangan seperti memancing dan berburu.
Dia berkeinginan untuk mengembangkan pakaian tahan air serta menciptakan model produk yang lebih beragam. Untuk mewujudkannya, dia juga bermitra dengan produsen kayun Inggris, untuk menyediakan bahan tekstil tahan cuaca yang akan menarik bagi kelas menengah dan pedesaan yang sedang berkembang.
Dengan ide-ide briliannya, bisnis Burberry cepat berkembang pesat. Berdasarkan sensus pada 1871, Burberry telah berhasil mempekerjakan lebih dari 70 orang. Kemudian, pada 1878, dia melebarkan sayap, mendirikan pabrik yang lebih besar, yang berfokus pada manufaktur grosir dan pakaian 'siap pakai', yang mempekerjakan lebih dari 200 pekerja pada 1881.
Kesuksesannya makin meroket setelah dia membuat penemuan revolusioner bahan gabardine pada 1879. Gabardine adalah kain yang kuat, ditenun rapat, dan tahan air yang terbuat dari katun Mesir.
Penemuan ini membawa Burberry menjadi nama yang dikenal dunia. Bahan temuannya itu juga ditampilkan dalam jurnal perdagangan Pakaian Pria pada pada Juni 1904, di mana kain baru tersebut digambarkan tahan terhadap angin panas dan dingin, hujan dan duri, dan akan menjadi mantel tahan cuaca yang ideal.
Dengan kesuksesan gabardine, Burberry kemudian bisa menawarkan produknya ke para elit di Jermyn Street Hotel, yang memhuatnya mampu membuka pusat toko Burberry di 30 Haymarket.
Salah satu produknya yang terkenal hingga kini, Trench Coat, mulai dibuat pada 1900. Mantel tersebut awalnya dirancang atas permintaan dari Kantor Perang Inggris, dan diminta merancang mantel untuk menggantikan mantel berat militer saat ini.
Permintaan ini mengarahkan Burberry untuk menciptakan jas hujan berbahan gabardine yang ringan dengan kuk belakang yang dalam, tanda pangkat, tali manset yang melengkung, penutup badai berkancing di satu bahu, saku badai, dan gesper sabuk cincin-D untuk mengaitkan perlengkapan militer".
Mantel menjadi produk utama bagi Prajurit Perang Dunia I, dan akhirnya menjadi produk untuk warga sipil juga. Model The Trench inilah yang menjadi elemen utama gaya Burberry, dan terus ada hingga saat ini.
Mantel itu bahkan dikenakan oleh Humprey Bogart, di Casablanca, dan Audrey Hepburn, di Breakfast at Tiffany's, berkontribusi terhadap ketenarannya sebagai salah satu ikon fesyen ternama di dunia.