Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hans Wilsdorf, Sosok di Balik Rolex, Brand Jam Mewah yang Harganya Tengah Meredup

Sosok Hans Wilsdorf, pendiri Rolex pengusaha Jerman yang bawa merek jam tangan mewah itu dari Inggris ke Swiss hingga terkenal ke seluruh dunia
Pengunjung sedang melihat koleksi jam tangan mewah./Bloomberg
Pengunjung sedang melihat koleksi jam tangan mewah./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Jam tangan mewah selalu punya tempat di hati para penggemarnya, seberapa pun harganya, dan walaupun dalam kondisi bekas. Namun, harga jual kembali jam tangan mewah disebut makin turun.   

Komentator jam mewah papan atas, Danny Younis, mengatakan bahwa pasar sekunder untuk jam tangan mewah semakin melemah dan salah satu merek yang paling besar terkena dampaknya adalah Rolex.

Younis mengatakan bahwa pasar sekunder jam tangan mewah telah tenggelam ke level terendah dalam lebih dari dua tahun, karena ekonomi yang melambat, suku bunga yang lebih tinggi, belanja konsumen yang lemah, dan kripto.

Dia mengatakan latar belakang turunnya harga namun meningkatnya pasokan terutama terjadi pada jam tangan Rolex bekas.

Younis mengatakan harga jual kembali Rolex mencapai puncaknya pada Maret 2022. Namun indeks WatchCharts Rolex, yang mengukur 30 model, turun 31% sejak lonjakan tersebut dan telah turun 9% pada tahun kalender ini saja.

Demikian pula, Indeks Pasar Rolex Bloomberg telah turun 40%, sementara sejak pertengahan 2022, jumlah Rolex baru dalam kotak (NIB) yang dijual di pasar Chrono24 telah meningkat dua kali lipat dari 19.000 menjadi lebih dari 38.000 sekarang.

Sosok di Balik Rolex

Meskipun harga jualnya turun, Rolex tetap menjadi salah satu merek jam mewah paling ternama di dunia, dan bahkan menjadi simbol kekayaan pemiliknya. 

Di tengah jajaran jam mewah dari Swiss, jam ini dibuat oleh pebisnis asal Jerman, Hans Wilsdorf yang lahir di Bavaria pada 22 Maret 1881. 

Anak kedua dari tiga bersaudara, Wilsdorf menjadi yatim piatu saat usianya baru 12 tahun, sehingga harus berusaha bertahan hidup bersama kakak dan adiknya, dibantu oleh pamannya. 

Beruntung, dia dan saudara-saudaranya bisa menempuh pendidikan yang layak. Wilsdorf unggul dalam bidang matematika dan bahasa, yang memacunya untuk bepergian dan bekerja di luar negeri.  

Dia kemudian memulai karirnya sebagai pekerja magang di sebuah perusahaan pengekspor mutiara internasional yang berpengaruh. 

Pada 1900, Wilsdorf memulai karirnya di pembuatan jam Swiss ketika dia pindah ke La Chaux-de-Fonds, Swiss, untuk bekerja sebagai koresponden dan juru tulis berbahasa Inggris di perusahaan jam tangan Messrs, Cuno Korten, di mana dia dibayar gaji hanya 80 Franc Swiss.  

Pada saat itu, Cuno Korten merupakan salah satu pengekspor jam saku yang bernilai sekitar satu juta franc setiap tahunnya. Cuno Korten membuat semua jenis jam, dan memproduksi sejumlah kecil model jam tangan dari awal.

Di Cuno Korten, Wilsdorf bertanggung jawab memutar ratusan jam saku setiap hari, serta memverifikasi bahwa semua jam tangan akurat. 

Dari sana Wilsdorf memperoleh wawasan luar biasa dalam pembuatan jam tangan, di mana dia memperoleh pengetahuan berharga tentang bagaimana semua jenis jam tangan diproduksi.

Pada 1903 Hans Wilsdorf pindah ke London, Inggris dan bekerja di perusahaan pembuat jam tangan berkualitas tinggi lainnya. Pada 1905, dari hasil tabungan dari upah kerjanya, dia mendirikan bisnis bersama Alfred Davis bernama Wilsdorf & Davis di London.  

Saat itu, tujuan Wilsdorf dan Davis membuat mereknya sendiri adalah untuk menyediakan jam tangan berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.

Kemudian, pada 1908, mereka meresmikan nama manufaktur jamnya menjadi Rolex, yang idenya datang saat dia melakukan perjalanan di sepanjang Cheapside, London. Merek tersebut kemudian segera dia daftarkan di Swiss. 

Wilsdorf melihat potensi pasar jam tangan, karena, pada saat itu, sebagian besar penunjuk waktu adalah jam saku, sementara jam tangan yang ada tidak terlalu presisi.  

Dia mulai membuat jam tangan dan melengkapinya dengan mesin jam yang sangat presisi dan akurat yang diproduksi oleh perusahaan pembuat jam Swiss di Bienne.

Tak perlu waktu lama, pada 1910 jam tangan Rolex berhasil menjadi jam tangan pertama di dunia yang menerima Sertifikat Presisi Kronometri Swiss, yang diberikan oleh Pusat Pemeringkatan Jam Tangan Resmi di Bienne. 

Setelah sekitar 5 tahun berdiri di London, Wilsdorf dan Davis memutuskan untuk memindahkan perusahaannya ke Swiss. Salah satu alasan terbesarnya adalah karena pemerintah Inggris saat itu menerapkan bea masuk sebesar 33% yang menjadikan tinggal di London tidak berkelanjutan bagi bisnisnya.  

Oleh karena itu, Wilsdorf memindahkan perusahaannya ke Jenewa, Swiss, kota paling terkemuka di dunia pembuatan jam tangan. Perusahaan Montres Rolex S.A. terdaftar di Jenewa pada 1920 dan Rolex telah menjadi perusahaan Swiss sejak saat itu.

Sebelumnya, Rolex pertama kali memindahkan kantor pusatnya dari London ke Bienne, Swiss, dan kemudian, pada 1919, pindah ke Jenewa.

Sepanjang perjalanan bisnisnya, Wilsdorf mengembangkan beberapa model Rolex mulai dari Rolex Oyster yang tahan air, Rolex Perpetual, Rolex Submariner, GMT-Master yang mirip dengan model Oyster, Rolex Day-Date, sampai Rolex Milgauss. 

Pada 1946, dia juga mendirikan merek jam tangan dan menjadi anak usaha Rolex, yaitu Tudor, yang memproduksi jam yang harganya lebih terjangkau dibandingkand engan Rolex. 

Setelah banyak menelurkan kreasi jam tangan mewah, Wilsdorf wafat di Jenewa, Swiss pada 6 Juli1960. Dia dimakamkan di Kings Cemetery bersama dua istrinya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper