Bisnis.com, JAKARTA — Orang terkaya di Asia saat ini memang diduduki oleh pemilik Reliance Industries, Mukesh Ambani. Namun, nama pengusaha asal China, Jack Ma, tak mungkin dilupakan.
Jack Ma adalah raja bisnis dan investor di China yang ikut mendirikan Alibaba Group, merupakan salah satu perusahaan eCommerce terbesar di dunia saat ini.
Dulu, dia sempat menjadi orang terkaya di Asia dengan kekayaan bersih sebesar US$61,7 miliar hingga tiga tahun lalu ketika ketua Reliance Industries, Mukesh Ambani, mencopot Ma dan merebut posisinya sebagai orang terkaya di Asia.
Saat ini, kekayaan bersih Ma masih menggunung, mencapai sekitar US$30 miliar, namun tak sampai kurang setengah dari puncak US$61 miliar yang tercatat pada 2020.
Kabar Jack Ma Kini
Tahun lalu, Jack Ma menarik banyak perhatian dan spekulasi mengenai usahanya di masa depan, setelah dia sebelumnya menghilang, menjauh dari pusat perhatian di tengah tindakan keras yang dilakukan pemerintah China terhadap industrinya.
Menurut catatan dari Sistem Publisitas Informasi Kredit Perusahaan Nasional Tiongkok, Ma menginvestasikan sekitar US$1,4 juta di sebuah perusahaan kecil bernama "Hangzhou Ma's Kitchen Food" selama paruh kedua 2023.
Baca Juga
Langkah ini dilakukan setelah Ma mundur sementara dari hadapan publik karena peningkatan pengawasan oleh pemerintah China. Perusahaan ini terutama berfokus pada penjualan produk pertanian.
Sejak 2020 dan seterusnya, terdapat banyak spekulasi mengenai aktivitas Jack Ma, terutama ketika Beijing semakin meningkatkan kendali atas perusahaannya, Alibaba, dan Ant Group Co.
Ma sekarang fokus pada inisiatif pertanian melalui yayasannya, sejalan dengan inisiatif Partai Komunis untuk “sejahtera bersama”, sebuah inisiatif yang didukung oleh berbagai pengusaha berpengaruh.
Profil Jack Ma
Lahir di Hangzhou, China pada 1964, kehidupan awalnya dimulai dengan berbagai kesulitan dan banyak penolakan pekerjaan, termasuk jaringan restoran cepat saji terkenal, KFC.
Di tengah situasi yang tidak menguntungkan ini, dia tetap tabah dan pantang menyerah.
Pada 1995 menandai titik balik kegigihannya, saat itulah dia menemukan potensi besar dari internet.
Memanfaatkan peluang booming internet kala itu, dia ikut mendirikan usaha internet pertamanya, China Pages. Ambisinya tidak berhenti sampai disitu saja, pada 1999, dia mendirikan Alibaba yang menjembatani kesenjangan antara produsen lokal China dan berbagai pembeli global.
Selain e-commerce, Ma mendiversifikasi rangkaian layanan Alibaba tidak hanya mencakup komputasi berbasis cloud, tetapi juga pembayaran digital (Alipay), hiburan (Alibaba Pictures), dan logistik (Cainiao Network).
Namun, perjalanan Ma menuju sukses juga tak selalu mulus, tapi juga diwarnai dengan tantangan. Kritiknya yang blak-blakan terhadap sistem peraturan Pemerintah China menarik perhatian, yang selanjutnya menyebabkan penangguhan IPO Ant Group yang sangat dinantikan pada 2020.