Bisnis.com, JAKARTA – Sir James Dyson atau James Dyson adalah seorang penemu, wirausahawan, dan filantropis yang berhasil menciptakan peralatan rumah tangga yang inovatif.
Lahir pada 2 Mei 1947 di Cromer, Norfolk, Inggris, Dyson telah mengabdikan hidupnya untuk memecahkan masalah dan mengembangkan produk melalui penerapan teknologi baru.
Mengutip Britannica, Minggu (20/8/2023), Dyson menjalani studinya di sekolah bergengsi Gresham's di pedesaan Holt, Norfolk Utara. Setelah lulus, dia melanjutkan studinya di Byam Shaw School of Art, London pada 1965 hingga 1966. Lalu, pada tahun 1966 hingga 1970 dia menempuh pendidikan desain interior dan desain furnitur di Royal College of Art.
Setelah lulus, pada 1970, dia bekerja di Rotork Controls Ltd di Bath, Somerset. Dia bertanggung jawab untuk merancang kapal pendarat berkecepatan tinggi Sea Truck. Setelah empat tahun bekerja, Dyson memutuskan untuk membangun perusahaan sendiri yaitu Ballbarow, yang memproduksi inovasi dari kereta dorong.
Suatu hari, Dyson merasa tidak puas dengan alat penyedot debu yang ada di kediamannya. Dia merasa kantong debu yang terisi penuh kerap menghambat kinerja alat tersebut. Pada 1978, dia menemukan kendala serupa pada penyaring udara di pabriknya sendiri.
Tidak tinggal diam, Dyson akhirnya mencari cara dan mencoba merancang mesin untuk mengatasi kendala yang dialaminya. Dia memutuskan untuk membuat alat penyedot debu tanpa kantong. Namun, untuk mewujudkan ide tersebut, dia membtuhkan waktu hingga lima tahun.
Baca Juga
Selama lima tahun, Dyson membuat 5.127 prototipe vacuum cleaner tanpa kantong. Hingga pada 1983, dia berhasil menciptakan alat penyedot debu yang diberi nama “G Force”. Tidak cukup sampai di situ, Dyson kemudian menjual G Force ke perusahaan Jepang karena penemuannya tidak menarik penjual alat penyedot debu konvensional.
Akhirnya, usaha penjualannya ke perusahaan Jepang itu membuahkan hasil dan sukses secara komersial. Hingga pada 1991, dia memenangkan penghargaan rancangan terbaik.
Pada 1993, Dyson membuka pabrik Dyson Ltd di North Wiltshire untuk memproduksi alat penyedot debu Dual Cyclone. Produk inovatif itu langsung menarik minat para konsumen di pasar Inggris. Setelah itu, Dyson memproduksi berbagai peralatan elektronik mulai dari lampu, kipas angin, penjernih udara, hingga pengering rambut yang masih popular hingga kini. Tidak hanya dipasarkan di Inggris, produk-produk itu dipasarkan hingga seluruh dunia.
Kini Dyson Tengah menikmati hasil dari jerih payahnya yang dia jalani selama ini. Walau diterpa kegagalan ribuan kali, Dyson tidak menyerah melainkan terus memperbaiki dan menciptakan inovasi baru.
Berbagai penemuan dan kesuksesan di bidang inovasi yang diraih membuatnya menerima berbagai penghargaan, termasuk dari Kerajaan Inggris yang menganugerahinya gelar Sarjana Ksatria pada 2007 dan Order of Merit pada 2016.
Berkat produk elektroniknya yang laris di pasar global, per 19 Agustus 2023, Forbes mencatat kekayaan bersih yang dimiliki Dyson mencapai US$9,8 miliar atau sekitar Rp148,6 triliun. (Kresensia Kinanti)