Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anindya Bakrie, dari Nyaris Tertabrak sampai Jadi Pelopor Bawa Bus Listrik ke Indonesia

Anindya Bakrie di balik perusahaan pelopor hadirnya bus listrik di Indonesia
Anindya Bakrie dan Bus listrik/instagram
Anindya Bakrie dan Bus listrik/instagram

Bisnis.com, JAKARTA - Tren kendaraan listrik sedang booming di seluruh dunia, termasuk di Indonesia menyusul keinginan pemerintah untuk transisi energi ke energi bersih. 

Selain bebas emisi, kendaraan listrik juga diperkirakan bakal laris manis karena didorong dengan berbagai insentif dan subsidi dari pemerintah. 

Dari sisi kendaraan umum, bus listrik juga akan menjadi pilihan pengguna karena lebih nyaman, tanpa suara, tanpa bau asap, dan lebih leluasa. 

Salah satu yang menjadi pelopor pembawa bis listrik ke Indonesia adalah perusahaan milik Keluarga Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) yang dikepalai oleh Anindya Bakrie. Siapa dia? 

Profil Anindya Bakrie

Anindya Novyan Bakrie yang kerap disapa Anin ini lahir di Jakarta pada 10 November 1974. Ia merupakan seorang pengusaha di berbagai bidang, dari teknologi, media, telekomunikasi, dan kini kendaraan listrik. 

Mengikuti jejak sang kakek Achmad Bakrie dan ayahnya Aburizal Bakrie, dia serius menggeluti profesi sebagai pebisnis. 

Namun, alih-alih mengambil jurusan ekonomi atau bisnis, Anindya mengenyam pendidikan di jurusan teknik industri Northwwestern University Illinois pada 1996. Dia kemudian mengambil gelar Master jurusan Global Mangement Immersion Experience di Stanford Graduate School of Business pada 2001. 

Tak langsung mengambil alih bisnis turunan dari sang ayah, Anin memulai kariernya dengan menjadi banker investasi di Salomon Brothers, Wallstreet Amerika Serikat pada 1996.

Anindya Bakrie, dari Nyaris Tertabrak sampai Jadi Pelopor Bawa Bus Listrik ke Indonesia

Hingga setelah krisis 1998, Aburizal Bakrie meminta Anindaya kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Deputi COO dan Managing Director di Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR).

Setelah menjajaki dunia telekomunikasi, pada 2002 Anindya masuk ke bisnis media, dengan masuk ke perusahaan Cakrawala Andalas Televisi, yang kini dikenal dengan ANTV.

Dia berperan dalam restrukturisasi utang ANTV sebilai Rp1,4 triliun, membuat penyesuaian konten dan program menjadi lebih ramah keluarga dan diisi dengan pertandingan sepak bola.

Pada 2003, Anindya juga ditunjuk sebagai Direktur dan CEO di PT Bakrie Telecom, penyedia jaringan CDMA terbesar di Indonesia pada saat itu. 

Kemudian, kembali ke bidang media, pada 2007 Anindya membeli stasiun TV Lativi Media Karya dari Mantan Menteri Ketenagakerjaan, Abdul Latief. Dia kemudian menjabat sebagai Komisaris di stasiun tv tersebut, hingga mengubah namanya menjadi TV One. Stasiun TV ini kemudian difokuskan untuk menjadi portal berita. 

Menjajaki Industri Kendaraan Listrik

Pada 2018, Anindya yang sedang berolahraga di lingkungan kampusnya, di Stanford Univesity, California, Amerika Serikat, nyaris tertabrak oleh bus listrik. Karena kendaraan itu tidak mengeluarkan suara maupun bau asap kendaraan. 

Dari sana, tercetus ide untuk membawa bus listrik ke Indonesia, dengan harapan bisa membawa perubahan dan menjadi pelopor kendaraan listrik di Indonesia. 

Dia kemudian melakukan riset untuk mencari tahu asal-usul perusahaan bus listrik yang hampir menabraknya itu, yakni dari BYD Co Ltd. BYD ternyata merupakan raksasa kendaraan listrik asal China, yang turut mendapat aliran investasi dari investor ternama dunia, Warren Buffet. 

Singkat cerita, dengan menduduki jabatan sebagai Komisaris di PT Bakrie Steel Industries, Anindya melakukan transformasi bisnis pada perusahaan yang didirikan oleh sang kakek dan mengubahnya menjadi PT VKTR Teknologi Mobilitas. 

Anindya melalui VKTR mulai menjalin kerja sama dengan BYD sejak 2018 silam, dengan mengimpor bus listrik secara utuh (completely built up/CBU) untuk digunakan sebagai armada transportasi TransJakarta.

Perseroan saat ini masih mendatangkan bus tipe K-9 secara CBU langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, China. Ke depan, VKTR juga akan mulai merintis proses pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia untuk mulai merakit secara lokal (completely knock down/CKD) bus listrik BYD tersebut. 

Anindya Bakrie, dari Nyaris Tertabrak sampai Jadi Pelopor Bawa Bus Listrik ke Indonesia

Selain bus listrik, perseroan juga memfokuskan penjualan truk listrik atau EV Truck dengan potensi pasar yang diproyeksikan akan terus bertumbuh. Oleh karena itu, segmen truk listrik juga diharapkan akan menjadi tulang punggung (backbone) penjualan perseroan.  

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada Senin, 19 Juni 2023. 

Harga penawaran saham perdana VKTR ditetapkan di Rp100 per saham, dan VKTR menawarkan sebanyak-banyaknya 8,75 miliar saham baru dengan nominal Rp10 per saham. Jumlah saham ini mewakili 20 persen saham dari modal dan ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Alhasil, VKTR meraih dana IPO Rp875 miliar.

Baru sebulan melantai di Bursa, VKTR sudah melebarkan saya, menggandeng perusahaan manufaktur asal China, Suzhou Synland Technology Co Ltd. (Synland) untuk membangun pabrik konversi bus dan truk listrik. 

Synland merupakan perusahaan original equipment manufacturer (OEM) tier 0.5, pemasok perusahaan solusi platform listrik sekaligus anak usaha Contemporary Amperex Technology Co, Limited (CATL) yang kini menjadi perusahaan baterai terbesar di dunia.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper