Bsnis.com, JAKARTA - Startup edukasi teknologi Zenius, mengumumkan jumlah pendanaan seri B dari MDI Ventures yang jumlahnya tidak diketahui.
Zenius sendiri diketahui telah mengumpulkan lebih dari US$40 juta modal, sejak didirikan pertama kali pada tahun 2007, yang dilansir dari Forbes.
CEO Zenius Rohan sendiri juga mengatakan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pengembangan lebih lanjut. Dana tersebut juga akan digunakan untuk perluasan ekosistem pembelajaran platform.
Profil CEO Rohan Monga
Rohan Monga menggantikan posisi Sabda PS sebagai CEO. Sabda PS kemudian menjadi Chief Education Officer dan menjadi Co-Founder Zenius.
Sebelumnya, dirinya menempuh pendidikan di Brown University yakni dalam ekonomi pada tahun 2002.
Semasa kuliah, Rohan menjalani magang dalam perusahaan Shinsei Bank. Pada tahun 2004, Rohan kemudian melakukan masa magang di Lehman Brothers Jepang dan Eropa.
Baca Juga
Setelah masa lulusnya, Rohan kemudian bekerja sebagai Senior Associate Consultant di perusahaan Bain & Company Japan, Inc. selama 4 tahun.
Pada 2010, Rohan kemudian menempun pendidikan dalam The University Chicago Booth School of Business. Pada masa tersebut, dirinya juga mendirikan Finom LLC.
Setahun setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2012, Rohan kemudian bekerja di Amazon sebagai Senior Program Manager pada tahun 2013. Dirinya bekerja selama steahun lebih hingga tahun 2015.
Setelahnya, Rohan melanjutkan karirnya sebagai COO Gojek selama 2 tahun lebih, dan kemudian menjabat sebagai Head of International.
Seusai bekerja dari Gojek, dirinya kemudian aktif menjadi angel investor selama satu tahun lebih. Kemudian pada tahun 2019, dirinya menjadi CEO dari Zenius.
Zenius diketahui mengakuisisi Primagama dan melengkapi ekosistem pembelajarannya dengan bekerja sama dengan Disney untuk segmen sekolah dasar.
Zenius juga mendirikan ZenPro, platform untuk segmen pembelajaran profesional atau seumur hidup.
Dilansir dari Forbes, CEO MDI Ventures, Donald Wihardja, mengatakan bahwa ekosistem pembelajaran Zenius, dikombinasikan dengan pedagogi, pendekatan pembelajaran yang dipersonalisasi, dan dukungan jaringan offline yang luas, dapat memberikan dampak yang lebih besar dan lebih cepat bagi pendidikan di Indonesia.