Bisnis.com, JAKARTA – “Bila kita tidak mengubah arah, mungkin kita akan berakhir di tempat kita pergi.”
Pernah dengan ungkapan bijak tersebut? Itu adalah pepatah China klasik yang rasanya masih mendapat tempat terhormat di era teknologi digital ‘versus’ pandemi global Covid-19 dewasa ini.
Singkatnya, pepatah tersebut merupakan semacam panduan untuk menuju sukses. Apakah memang ada orang yang ingin gagal dalam kehidupannya? Hampir pasti tidak ada. Nah, hal terburuk yang dapat dilakukan bila seseorang sungguh-sungguh berjanji untuk gagal adalah berpikir dengan jelas apa arti kesuksesan bagi dirinya.
Kegagalan terbaik yang bisa dihindari adalah dengan merenungkan kata-kata yang paling menguras emosi itu.
Sebaliknya, orang yang sukses sudah mendefinisikan dengan jelas tentang hal-hal yang ingin mereka lakukan dalam hidupnya. Mereka memiliki visi yang sangat jelas, sejelas kristal, mengenai masa depan.
Mereka juga menetapkan tujuan-tujuan yang memungkinkan untuk melakukan hal-hal itu. Dan yang paling penting, menurut Steve McDermott (2002), orang-orang ini juga memiliki seperangkat kepercayaan yang penuh kekuatan, yang mendukung mereka dalam menciptakan hidup yang ingin mereka jalani.
Persoalannya, hanya sedikit orang yang mempertanyakan kesuksesan berikut maknanya dengan serius. Alhasil, tidak mengejutkan bila hanya sedikit kesuksesan yang dapat dicapai, karena hanya sedikit orang yang mengetahui arti sukses sebenarnya.
Coba simak pendapat Winston Churchill mengenai kesuksesan. Bagi politisi ulung asal Inggris di era Perang Dunia II dan sesudahnya ini, kesuksesan adalah ‘kemampuan untuk pergi dari satu kegagalan ke kegagalan lainnya tanpa kehilangan antusiasme’.
Anda sependapat?
Lain lagi menurut Earl Nightingale, motivator yang pernah begitu berpengaruh di AS. Apa katanya? “Kesuksesan adalah realisasi yang progresif dari sebuah impian atau tujuan yang berharga.”
Coba kita telusuri lebih jauh. Pertama, progresif. Kesuksesan bukanlah sesuatu yang terjadi sesekali tetapi terus meningkat berkali-kali. Ia adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Seninya terletak pada perjalanannya dan juga pada pencapaiannya.
Seperti yang dikatakan oleh Louis L’Amour, novelis dan penulis cerita pendek Amerika: “Jalan kecil adalah satu hal, bukan akhir dari jalan kecil. Lakukan saja perjalanan cepat-cepat dan Anda akan kehilangan semua yang Anda miliki selama perjalanan.”
Bisa dikatakan bahwa jarak yang ditempuh oleh seseorang tidak sama pentingnya dengan tujuan. Atau bisa jadi seperti pendapat yang mengatakan bahwa ‘kesuksesan membawa saya untuk melakukan tindakan, betapapun kecil langkah itu, dalam arah yang terus terbentuk’.
Hal krusial untuk mengetahui apakah seseorang sudah sampai di tujuan atau tidak, tidaklah sampai separuh penting dibandingkan dengan tipe orang yang akan terbentuk dalam dirinya ketika dia melakukan perjalanan.
Kedua, realisasi. Makin dalam seseorang berpikir dan berfokus pada kesuksesan di dalam jiwa, makin besar kesuksesan itu akan terwujud di luar jiwa (di dunia nyata).
Ketiga, impian atau tujuan yang berharga. Apakah tujuan itu adalah sesuatu yang membuat seseorang harus mempertaruhkan hidup untuk mencapainya?
Dari ketiga prinsip di atas, di titik mana Anda pernah merasa sesuai atau pas dengan panggilan jiwa Anda?
Atau bila tidak mau terlalu rumit, bisa juga dikatakan bahwa kesuksesan itu adalah sebuah keputusan. Nah, keputusan adalah sesuatu yang ingin Anda wujudkan, lakukan, dan miliki (what do you want to be, do, and have).
‘Sederhana’ bukan? Benar, tetapi membuatnya menjadi nyata tidak sederhana seperti yang dibayangkan.