Bisnis.com, JAKARTA - Program peningkatan gizi, yang dilakukan bersama oleh Cargill dan World Food Programme (WFP) yaitu Program makanan untuk anak sekolah - school meals programme menunjukkan hasil yang amat positif didalam mendukung siswa sekolah dasar di Indonesia untuk meningkatkan gizi dan kebersihan.
Sejak program ini dimulai di bulan Mei 2017, sebanyak 76.000 paket makanan sehat untuk anak sekolah telah dibagikan di tiga propinsi. Program ini turut mendukung Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS) yang dalam skala lebih besar yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
“Dukungan dari Cargill dan WFP kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pelaksanaan PROGAS bertujuan untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan akses terhadap makanan bergizi dan belajar mengenai gizi dan kesehatan serta menyediakan kesempatan peningkatan ekonomi bagi petani lokal”, ujar Arief Susanto, Corporate Affairs Director, PT Cargill Indonesia.
“Cargill bersyukur dan bangga dapat mendukung pelaksanaan program ini, di Indonesia terutama di daerah-daerah dimana prevalensi stunting cukup tinggi dan di area operasional Cargill di Indonesia” katanya.
Hasil laporan pelaksanaan survei PROGAS yang membandingkan keadaan siswa sebelum dan pada akhir pelaksanaan program mencatat beberapa capaian positif di sekolah yang didukung Cargill, diantaranya meliputi:
Persentase jumlah siswa yang mengkonsumsi sarapan secara rutin meningkat menjadi 47.7 persen dari 24,7 persen;
Persentase jumlah siswa yang menunjukkan peningkatan pengetahuan gizi meningkat menjadi 87.63 persen dari sebelumnya 81.6 persen;
Kemudian, persentase jumlah siswa yang menerapkan kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah menggunakan toilet meningkat menjadi 95.4 persen dari 93.2 persen; dan Persentase jumlah siswa yang mengkonsumsi air minum yang dimasak terlebih dahulu meningkat menjadi 35.4 persen dari 15.1 persen;
Selanjutnya, jumlah siswa yang dilaporkan sakit berkurang terutama jumlah siswa yang terkena demam menjadi 13.8 persen dari 32,9 persen, flu menjadi 7.7 persen dari 35.6 persen, batuk menjadi 16.9 persen dari 27.4 persen dan diare menjadi 9.2 persen dari 11 persen.
Program makanan untuk anak sekolah memberikan manfaat bagi siswa dan memberikan kesempatan penambahan pendapatan bagi komunitas melalui pendekatan partisipatif. Komunitas lokal memuji program makanan anak sekolah karena efektif mengarah pada siswa dari keluarga berpendapatan rendah untuk mendapatkan akses terhadap makanan bergizi.
Sementara para orangtua juga menyatakan bahwa pelatihan yang mereka terima membuat pengetahuan meningkat akan menu sehat dan penyiapan makanan yang aman.
Kerjasama Cargill-WFP juga memungkinkan WFP menyediakan dukungan peningkatan kapasitas bagi Kemernterian Pendidikan dan Kebudayaan dan pejabat Pendidikan di tingkat daerah untuk mengimplementasikan program ini. Dukungan ini meliputi berbagai pelatihan atas gizi, kesehatan, kebersihan, pemantauan pelaksanaan program, dan juga distribusi informasi materi Pendidikan bagi kepala sekolah, guru dan siswa sekolah dasar.
Country Director & Kepala Perwakilan World Food Programme Indonesia, Anthea Webb menyatakan, Cargill bersama dengan WFP membantu lebih dari 100.000 anak-anak di seluruh Indonesia untuk dapat menikmati sarapan bergizi di sekolah. Dengan mendukung Program Gizi Anak Sekolah milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kami membantu anak-anak sekolah tumbuh lebih pintar, sehat, dan sukses.
Cargill telah bekerjasama dengan WFP dalam mendukung program pemberian makanan bergizi bagi anak sekolah di 62 negara selama 12 tahun terakhir.
Sepanjang tahun 2017 hingga 2018, kolaborasi ini difokuskan pada tiga negara berbeda, yaitu: Indonesia, Honduras dan Kenya. Upaya ini ditujukan untuk menguatkan praktek terbaik pelaksanaan program pangan dan penguatan kapasitas petugas pemerintah di tingkat nasional maupun propinsi/kabupaten dalam meningkatkan akses terhadap makanan bergizi bagi anak sekolah.
Bahan makanan bergizi ini berasal dari para petani lokal yang mendukung rantai suplai berkelanjutan untuk makanan ini, sekaligus meningkatkan pendapatan bagi keluarga petani tersebut.