Bisnis.com, PONTIANAK -- Cargill Group, perusahaan perkebunan yang memproduksi minyak kelapa sawit berkomitmen mengucurkan dana corporate social responsibility setiap tahun guna membiayai penguatan komunitas lokal sekitar perkebunan di Kalimantan Barat dan Sumatra Selatan, salah satunya sektor pendidikan.
Baca Juga
Director of Corporate Affairs, Cargill Tropical Palm Holdings Ltd Colin Lee mengatakan, dana CSR salah satunya disalurkan ke Yayasan Harapan Masa Depan Cerah (YHMDC) untuk membiayai pendidikan berkualitas bagi masyarakat desa sekitar perkebunan.
"Saya tidak bisa menyebutkan jumlah secara pasti tetapi dapat saya katakan 7 digit untuk menyediakan dana setiap tahunnya. Kami mengatur yayasan itu supaya memastikan para siswa mendapatkan standar edukasi berkompetisi tidak hanya di Indonesia tapi seluruh dunia," kata Colin kepada Bisnis di Ketapang, Senin (21/8) lalu.
Pada 2014, YHMDC sudah memperkenalkan program pembelajaran jarak jauh bermitra dengan Universitas Terbuka dan hingga sekarang sebanyak 58 pengajar disponsori Cargill meraih gelar sarjana pendidikan.
Dia mengatakan, dana CSR menjadi penting untuk masyarakat atau komunitas lokal sekitar perkebunan karena merupakan bagian dari kebijakan dalam menjaga reputasi yang baik di mata konsumen.
Pihaknya, lanjut Colin, tidak ragu mengucurkan dana CSR sebagai bentuk investasi di pendidikan. Bahkan dia mengaku terlibat langsung dalam penyusunan kurikulum sekolah-sekolah yang dibangun oleh Cargill dan yang bekerjasama dengan Pemkab Ketapang seperti dengan contoh menyisipkan pelajaran bahasa Inggris sejak bangku Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
Kesuksesan perusahaan ini tidak lepas dari peran 18.000 pekerjanya dalam mengelola 80.000 Hektare (Ha) lahan dengan 24.000 Ha adalah milik petani plasma mandiri. Ada tiga perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalbar yakni PT Harapan Sawit Lestari (HSL) PT Indo Sawit Kekal (ISK) dan Poliplant.
Adapun PT HSL diakuisisi oleh Cargill pada 2005 memiliki lahan tanam sawit seluas 18.435 Ha dan 6.747 Ha milik petani plasma. Di perusahaan mempekerjakan sebanyak 3.123 petani plasma dan 410 petani plasma mandiri serta memiliki dua pabrik pengolahan dan satu pabrik pengolahan inti.
Pabrik berikutnya, PT ISK memiliki tanaman sawit seluas 4.792 Ha dengan 2.049 adalah tanaman milik petani plasma bekerjasama dengan 914 petani plasma dan 122 petani plasma mandiri. Di perkebunan ini terdapat satu pabrik pengolahan.
Terakhir Cargill mengakuisisi Poliplant pada 2014 yang saat ini telah memiliki tanaman seluas 18.435 Ha terdiri dari 6.747 Ha adalah lahan petani plasma yang bekerjasama dengan 7.275 petani tersebut.
"Saya tidak bisa menyebutkan jumlah secara pasti tetapi dapat saya katakan 7 digit untuk menyediakan dana setiap tahunnya. Kami mengatur yayasan itu supaya memastikan para siswa mendapatkan standar edukasi berkompetisi tidak hanya di Indonesia tapi seluruh dunia," kata Colin kepada Bisnis di Ketapang, Senin (21/8) lalu.
Pada 2014, YHMDC sudah memperkenalkan program pembelajaran jarak jauh bermitra dengan Universitas Terbuka dan hingga sekarang sebanyak 58 pengajar disponsori Cargill meraih gelar sarjana pendidikan.
Dia mengatakan, dana CSR menjadi penting untuk masyarakat atau komunitas lokal sekitar perkebunan karena merupakan bagian dari kebijakan dalam menjaga reputasi yang baik di mata konsumen.
Pihaknya, lanjut Colin, tidak ragu mengucurkan dana CSR sebagai bentuk investasi di pendidikan. Bahkan dia mengaku terlibat langsung dalam penyusunan kurikulum sekolah-sekolah yang dibangun oleh Cargill dan yang bekerjasama dengan Pemkab Ketapang seperti dengan contoh menyisipkan pelajaran bahasa Inggris sejak bangku Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
Kesuksesan perusahaan ini tidak lepas dari peran 18.000 pekerjanya dalam mengelola 80.000 Hektare (Ha) lahan dengan 24.000 Ha adalah milik petani plasma mandiri. Ada tiga perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalbar yakni PT Harapan Sawit Lestari (HSL) PT Indo Sawit Kekal (ISK) dan Poliplant.
Adapun PT HSL diakuisisi oleh Cargill pada 2005 memiliki lahan tanam sawit seluas 18.435 Ha dan 6.747 Ha milik petani plasma. Di perusahaan mempekerjakan sebanyak 3.123 petani plasma dan 410 petani plasma mandiri serta memiliki dua pabrik pengolahan dan satu pabrik pengolahan inti.
Pabrik berikutnya, PT ISK memiliki tanaman sawit seluas 4.792 Ha dengan 2.049 adalah tanaman milik petani plasma bekerjasama dengan 914 petani plasma dan 122 petani plasma mandiri. Di perkebunan ini terdapat satu pabrik pengolahan.
Terakhir Cargill mengakuisisi Poliplant pada 2014 yang saat ini telah memiliki tanaman seluas 18.435 Ha terdiri dari 6.747 Ha adalah lahan petani plasma yang bekerjasama dengan 7.275 petani tersebut.
Di lokasi ini terdapat dua pabrik pengolahan yang sudah ada sebelumnya dan perusahaan menambah tiga pabrik lagi yang sedang dalam tahap pembangunan.