Evi Sulistyorini berpendapat bahwa informasi hoaks sangat rentan menimbulkan hal-hal negatif, apalagi bersangkutan dengan unsur kekerasan, suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta politik.
Bahkan, menurut Pemimpin Redaksi Wawasan Gunawan Permadi, netizen paling sering menerima informasi terkait dengan sosial politik, seperti pilkada dan pemerintah, atau persentasenya sekitar 91,8 persen.
Jenis hoaks lainnya, yakni SARA sekitar 88,6 persen; kesehatan 41,2 persen; makanan dan minuman 32,6 persen; penipuan keuangan 24,5 persen; ilmu pengetahuan dan teknologi 23,7 persen; berita duka 18,8 persen; candaan 17,6 persen; bencana alam 10,3 persen; lalu lintas 4 persen.