Ketika Anda akan membuat sebuah start-up, seorang partner bisnis atau co-founder yang tepat bisa menjadi faktor yang menentukan sukses nya start-up Anda. Partner bisnis berperan penting dalam men-support bisnis dengan keterampilan yang dibutuhkan.
Selain itu, co-founder adalah orang yang bisa pertama kita tuju saat ingin membagi tugas-tugas perusahaan atau 'stres' bisnis sehari-hari. Bahkan, co-founder dapat menambah koneksi sekaligus meningkatkan peluang bisnis. Lalu, bagaimana cara memilih seorang co-founder yang tepat untuk start-up kita? Berikut ulasannya.
1.Dua lebih baik dari empat?
Menurut Neil Patel, seorang pengusaha asal Amerika yang dikenal sebagai salah satu orang paling berpengaruh di jaringan internet versi The Wall Street Journal, dua orang (termasuk Anda) adalah angka yang ideal untuk berpartner dalam bisnis start-up.
Semakin banyak jumlah pendiri sebuah perusahaan atau start-up, maka resiko perselisihan di antara para 'founder' pun semakin meningkat. Akibatnya, kerja tim akan menjadi lebih lambat, khususnya dalam mengambil keputusan-keputusan yang strategis bagi perusahaan.
2.Lingkungan sekitar
Kepercayaan adalah faktor penting untuk membangun kerjasama. Oleh karena itu Anda bisa mulai mencari partner dari orang yang sudah Anda kenal dekat, misalnya teman, keluarga, atau mantan rekan kerja.
Lebih lanjut, saat memilih orang-orang terdekat sebagai partner bisnis, Anda sebaiknya menentukan target bisnis sejak awal. Hal ini diperlukan agar hubungan bisnis dan pertemanan bisa dijaga dari awal. Menentukan bagian, tanggung jawab, dan waktu kerja masing-masing juga menjadi prioritas pertama saat memilih partner bisnis dari orang-orang terdekat.
3.Uji kecocokan terlebih dulu
Ketika sudah menemukan partner yang tertarik dengan ide bisnis Anda, jangan terburu-buru menjatuhkan pilihan. Kenali lebih dalam calon partner Anda. Caranya, Anda bisa saling berdiskusi dan berupaya memecahkan masalah dalam lingkup bisnis. Anda bisa memperhatikan caranya merespon situasi dan dilema yang sulit, juga bagaimana dia bereaksi terhadap pernyataan atau opini Anda yang bertentangan.
Mengenali pola pikir dan metode kerja si rekan bisnis dapat membantu Anda dalam memprediksi sikapnya ketika sudah bergabung dengan perusahaan Anda nantinya.
4. Yang satu 'mengelola, satu lagi 'menjual'
Idealnya Anda perlu mencari partner yang dapat melengkapi kekurangan Anda. Misalnya, apabila Anda adalah seorang desainer grafis, Anda bisa mencari partner yang menguasai bidang pemasaran atau humas.
Dengan kata lain Anda adalah si 'pengelola' yang bertugas mengembangkan produk dan layanan, sementara partner Anda adalah si 'penjual' yang sibuk memasarkan produk-produk tadi ke pelanggan. Cara ini dapat membuat Anda dan partner fokus ke spesialisasi masing-masing tanpa harus khawatir kebutuhan bisnis lain terbengkalai.
5. Tahu kapan harus mengakhiri
Terkadang seorang pengusaha hebat pun masih bisa salah dalam memilih partner bisnis. Oleh karena itu, apabila performa partner yang Anda pilih tidak sesuai dengan harapan, opsi mengakhiri hubungan bisnis bisa menjadi solusi.
Guna menghindari hal-hal buruk saat mengakhiri hubungan dengan partner bisnis, sebaiknya sebelum memulai bisnis dan membagi saham perusahaan pertimbangkan dulu saham yang 'pas' untuk partner Anda. Perjanjian mengenai pembagian saham apabila salah salah satu pemilik memutuskan untuk mundur pun harus jelas. Sebab, di dunia bisnis Anda tidak akan pernah tahu kapan Anda dan partner bisnis akan berbeda pendapat lagi.
KIAT SUKSES: Perhatikan Hal Ini Saat Mencari Mitra Bisnis
Ketika Anda akan membuat sebuah start-up, seorang partner bisnis atau co-founder yang tepat bisa menjadi faktor yang menentukan sukses nya start-up Anda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium