Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Startup Kian Ngetop, Ini Kuncinya

Dikisahkan, dalam waktu 18 bulan sejak didirikan, bisnis yang masih dalam tahap pengembangan itu sudah mampu mencapai target pasar untuk lima tahun. Sedikit banyak, film tersebut menggambarkan fenomena yang makin menjamur di dunia bisnis saat ini.
Tabungan pribadipun dapat menjadi sumber modal untuk memulai dan mengembangkan usaha startup. /Bisnis.com
Tabungan pribadipun dapat menjadi sumber modal untuk memulai dan mengembangkan usaha startup. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Dikisahkan, dalam waktu 18 bulan sejak didirikan, bisnis yang masih dalam tahap pengembangan itu sudah mampu mencapai target pasar untuk lima tahun. Sedikit banyak, film tersebut menggambarkan fenomena yang makin menjamur di dunia bisnis saat ini.

Model perusahaan startup memang sedang digandrungi di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Menariknya, bisnis startup kerap dirintis oleh generasi yang lebih muda, dengan pemahaman pasar dan penguasaan teknologi yang baik.

Jika dulu ada pandangan aneh terhadap anak muda yang mengembangkan bisnis startup, dewasa ini mengembangkan startup justru dianggap membawa kebanggaan tersendiri. Seperti yang terjadi pada Muhammad Rizky Habibi, founder Cakra Therapy Autism, sebuah startup berbasis aplikasi terapi untuk anak autis.

Rizky memulai proyek startup-nya sejak masih menjadi mahasiswa semester III Jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, pada 2011. “Awalnya saya lihat biaya terapi untuk anak berkebutuhan khusus [ABK] itu tinggi, padahal tidak semua anak berasal dari keluarga mampu. Dari situ muncul dorongan untuk membantu. Kebetulan saya jurusan teknik informatika sehingga saya coba sambungkan ke ilmu yang saya pelajari,” katanya.

Butuh tiga tahun bagi Rizky dan tiga rekannya untuk menyelesaikan aplikasi Cakra generasi pertama. Selain mendapatkan penghargaan Mandiri Young Preneurship, Cakra berhasil menyabet berbagai penghargaan, termasuk Juara I kategori World Citizenship Indonesia yang diadakan Microsoft Corp. Dana dan dukungan pun diperoleh untuk mengembangkan Cakra.

“Sekarang saya fokus mengembangkan fitur yang ada sehingga aplikasi ini bisa dimanfaatkan juga oleh ABK lainnya seperti down syndrome, keterbelakangan mental, asperger, dan slow learner.”

Cakra hanyalah segelintir dari sekian banyak fenomena startup di dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir. Masih ada ratusan hingga ribuan startup lainnya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Geliatnya terutama terlihat sejak dua hingga empat tahun terakhir.

Beberapa contoh startup Indonesia yang telah sukses dan dikenal antara lain Lazada Indonesia, Tokopedia, Bhinneka, Lintas.me, Zalora Indonesia, Traveloka.com, Blibli, Tiket, Bukalapak, UrbanIndo, Kaskus, dan lain-lain.

Salah satu master startup yang kerap dijadikan rujukan di Tanah Air adalah Danny Oei Wirianto, yang saat ini menjabat sebagai Chief Marketing Officer PT Global Digital Prima (GDP) Venture. Sepak terjangnya di dunia startup mencakup Chairman Klix Digital, Founder SemutApi Colony, Chief Marketing Officer Kaskus Network, Chairman Merah Putih Inc., serta Co-Founder PT Ansvia.

Menurut Danny, jika dibandingkan dengan tahun-tahun ke belakang, iklim bisnis startup di Indonesia saat ini tergolong bagus seiring naiknya minat investor internasional, khususnya dari Jepang, China, dan AS. Para investor sedang fokus ke Indonesia dan negara-negara dengan penetrasi Internet sekitar 20%-30% dari total jumlah penduduk seperti India, Vietnam, dan Filipina.

Selama ini, startup seringkali dilihat sebagai bisnis baru yang mengedepankan teknologi, khususnya Internet. Pada dasarnya, semua jenis bisnis yang ada saat ini dapat dikembangkan menjadi bisnis berbasis teknologi, seperti bisnis yang bersifat ritel, komunikasi, travel, transportasi dan keuangan, bahkan kesehatan, distribusi dan entertainment.

Kekuatan startup berbasis teknologi memiliki jangkauan sangat luas hingga ke berbagai penjuru Nusantara bahkan luar negeri, beroperasi nonstop 24 jam dalam 7 hari, dan membutuhkan modal yang relatif lebih kecil dibandingkan perusahaan tradisional.

LONJAKAN NILAI

Sebagaimana dikisahkan dalam The Intern, bisnis startup jika dikelola dengan baik dapat mengalami peningkatan nilai hingga berkali-kali lipat dalam waktu yang lebih relatif singkat jika dibandingkan bisnis tradisional.

Danny mencontohkan kesuksesan yang diraih Kaskus. Pada 2008 saja, dalam waktu setahun berdiri, startup forum komunitas maya itu sudah dapat menghasilkan profit hingga 90% dari total pendapatan. “Dalam waktu tiga tahun, value perusahaan meroket sampai 1.000% dari modal awal,” tuturnya.

Untuk menyukseskan bisnis startup, perlu tim dan partner yang tepat, serasi, dan sepaham, tim pasar yang tajam, serta perencanaan bisnis yang matang dan cermat. Di sisi lain, perlu punya konsep yang memenuhi kriteria save money for people, make money for people, save time for people, dan help people communicate / express their opinions.

Bisnis startup,seperti bisnis lainnya, membutuhkan riset yang kuat, perencanaan bisnis yang solid, dan keahlian dalam mengeksekusi baik di bidang teknologi, operasi, maupun pemasaran. Bisnis startup mungkin lebih mudah mendapatkan dana investasi yang besar, karena adanya euphoria dan kelangkaan perusahaan yang berkualitas dalam bidang ini di Indonesia.

Untuk memulai bisnis startup, founder harus memiliki ide, visi dan semangat, serta dana yang cukup untuk beroperasi dan membuat serta mengembangkan prototipe usaha. Biasanya, founder sebuah startup terdiri dari 3-5 orang.

“Jumlah uang yang dibutuhkan untuk memulai bisnis ini bisa berbeda untuk setiap startup. Mulai dari Rp30 juta sampai dengan ratusan juta rupiah, tergantung dari seberapa kompleks teknologi dan logistik operasional yang hendak dibangun.”

Hal senada dikemukakan oleh Hadi Wenas, salah satu tokoh pengusaha muda yang sukses mengembangkan startups. Saat ini Hadi menjabat sebagai CEO MatahariMall.com. Namun sepak terjangnya di bidang startup berbasis teknologi terlihat dari pengalamannya sebagai CEO aCommerce Indonesia, dan  co-founder  serta Managing Director Zalora Indonesia.

“Sebelum memulai  startup, harus jelas dulu kenapa mau memulai, masalah apa yang akan dipecahkan, dan bagaimana cara monetisasinya. Dari situ, output-nya adalah bisnis model dan ekosistem yang dibutuhkan,” ujarnya.

Ahmad Gozali, perencana keuangan dari Zelts Consulting, berpendapat pendiri startup harus memiliki rencana bisnis yang jelas. Hal itu meliputi setidaknya empat sisi, yaitu keuangan, operasional, pemasaran, dan sumber daya manusia.

“Pastikan semuanya clear sebelum perusahaan mulai berjalan. Kalkulasikan keuangan dengan matang. Jangan lupa dinamika pasar juga tinggi, selera orang cepat berubah dan siapapun dapat menjalani bisnis yang sama sehingga harus siap berkompetisi,” katanya.

Modal berupa dana kerap menjadi salah satu tantangan yang selalu muncul selama menjalankan bisnis startup, sejak memulai hingga proses pengembangan. Oleh karena itu, founder harus cerdas mendapatkan dana. “Ada banyak pilihan sumber modal, tergantung kreativitas founder. Bisa dari konsumen atau perusahaan besar yang mau mendanai,” katanya.

Fioney Sofyan, Wealth Asset Manager, berpendapat tabungan pribadipun dapat menjadi sumber modal untuk memulai dan mengembangkan usaha startup. Baik Fioney dan Ahmad sependapat agar startup menghindari pemodalan yang bersifat jangka pendek seperti pinjaman bank karena ada bunga dan pokok utang yang harus dibayar segera.

Startup yang sukses biasanya dapat bertahan dan berkembang dengan modal yang ada. Namun, tidak sedikit juga startup yang gagal di tengah jalan. Tiga kegagalan utama dari startup company adalah tidak adanya permintaan pasar, mempunyai tim yang salah, dan kehabisan uang.

Biasanya, menjual startup merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kendala biaya. “Startup dijual justru tandanya sudah tidak begitu sehat. Perusahaan yang menghasilkan profit malah sebenarnya tidak perlu dijual, mungkin butuh investasi tambahan untuk memperbesar profit,” ujar Danny.

Danny mencatat beberapa kelemahan startup yakni minimnya jumlah tenaga ahli, kebutuhan modal yang besar untuk mendatangkan traffic, dan mudah ditiru atau dijiplak. Di sisi lain, meskipun pertumbuhan startup sedang pesat, masih terdapat sejumlah halangan yang dapat menghambat pertumbuhan startup di Indonesia.

Pertama, ekosistem yang belum solid dan kurangnya angel investors. Kedua, regulasi dari pemerintah yang belum terbentuk. Ketiga, tenaga berkeahlian tinggi masih kurang. Keempat, infratruktur internet masih kurang. Kelima, jumlah customer yang unbankable masih tinggi.

Heru Sutadi, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, menilai peran pemerintah sangat besar dalam mendukung perkembangan startup lokal. Pemerintah, ujarnya, punya peran besar untuk membentuk infrastruktur dan menelurkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada  startup.

“Kalau melihat dukungan pemerintah saat ini, saya pesimistis industri startup lokal pada tahun-tahun mendatang dapat tumbuh pesat,” katanya. (WIKE  D. HERLINDA, M. T AUFIQUR RAHMAN, TISYRIN NAUFALTY T., ANGGI OKTARINDA)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (4/10/2015)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper