Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Tips Bagi Anda untuk Mencapai Kemandirian Finansial

Wah bulan ini keuanganku payah bro.Belum tiba waktunya gajian, dompet udah bikin menangis. Kenapa ya aku sering payah begini, padahal pengeluaranku biasa saja, tutur salah seorang sahabat kepada saya, belum lama ini.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - “Wah bulan ini keuanganku payah bro.Belum tiba waktunya gajian, dompet udah bikin menangis. Kenapa ya aku sering payah begini, padahal pengeluaranku biasa saja,” tutur salah seorang sahabat kepada saya, belum lama ini.

Dia sering merasa heran mengapa dananya selalu habis dan tidak tahu digunakan untuk apa saja selama ini.

Tampaknya, masalah tersebut biasa dihadapi kaum lajang. Sulit mengelola keuangannya sendiri dan masih belum
mencapai kemandirian fi nansial yang ideal.

Lalu, apakah sebenarnya kemandirian finansial hanya berarti sebatas tidak bergantung secara materi dari orang tua?

Perencana Keuangan QM Finansial Muhammad Teguh mengatakan sebenarnya kemandirian finansial saat masih lajang sangat mungkin dilakukan tapi memang memerlukan kedisiplinan cukup tinggi.

“Sejak muda, dan masih lajang, telah memiliki penghasilan bulanan, seharusnya sangat mungkin untuk mencapai
kemandirian finansial. Namun, kebanyakan saat masih lajang masing tergoda untuk bersenang-senang tanpa memikirkan kestabilan keuangannya,” ujarnya.

Menurutnya, untuk mencapai kemandirian finansial sebenarnya dapat dimulai dari menyisihkan sebagian uang
atau penghasilan yang didapatkan setiap bulannya. Hal itu untuk dijadikan kembali sebagai aset yang aktif atau produktif, seperti dijadikan instrumen investasi.

Oleh karena itu, lanjutnya, inti kemandirian fi nansial adalah situasi di mana individu itu tidak memiliki ketergantungan dengan uang. Mau membeli apa saja, uang pun tersedia.

Tak hanya itu, tetapi juga uang yang dimilikinya itu pun mampu menghasilkan uang lagi. Salah satu caranya adalah
dengan menginvestasikannya.

“Untuk mencapai situasi ideal itu, tetap semuanya harus ada perencanaan dengan menyisihkan sebagian penghasilan untuk investasi,” tuturnya.

Teguh mencontohkan, misalnya menyisihkan 20%-30% dari penghasilan untuk diinvestasikan dengan membeli
saham, reksadana, emas, properti, atau membeli instrumen lainnya.

“Sehingga uang yang dimiliki itu akan mampu bekerja sendiri dan menghasilkan uang lagi tanpa mengganggu penghasilan kita selama ini,” tuturnya.

Namun demikian, masalah kedisiplinan dalam mengatur arus kas juga sangat berperan untuk dapat konsisten menyisihkan sebagian penghasilan tersebut. “Jadi individu mandiri harus konsisten pada perencanaan bahwa sebagian untuk investasi dan disiplin dalam mengatur arus kas, agar tidak mengganggu keuangan yang selama ini telah didapatkan,” ujar Teguh.

Menurutnya, kuncinya adalah konsisten pada tujuan keuangan yang te lah direncanakan dan yakin dapat mengimplementasikannya.

Sebagai pemula, sisihkan sebagian dana dan investasikan pada instrumen yang cukup aman. Kalau merasa belum mahir investasi di saham, bisa beli reksadana, atau emas, atau lainnya,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper