BISNIS.COM, JAKARTA— Pada usia relatif muda, 26, pria yang baru menikah 8 bulan serta memiliki nama singkat Andri, ternyata sangat kreatif dan inovatif dibandingkan dengan strata pedidikan terakhir yang diraihnya, yakni Sekolah Menengah Atas (SMA).
Dia memang berdomisili di salah satu kabupaten Jawa Barat, tepatnya Garut. Meski kota itu lebih dikenal sebagai kota industri kulit yang menghasil berbagai jenis jaket kulit dan sepatu, namun usaha yang ditekuni Andri jauh lebih sederhana.
Sederhana dari proses pembuatannya maupun sederhana untuk untuk pengadaan bahan bakunya. Sebab, bisnis yang dikelola Andri adalah Bank Sampah Garut. Setahun setelah membangun Bank Sampah Garut pada 2011, inovasinya muncul untuk menciptakan berbagai produk berbasis sampah.
Tepatnya adalah sampah plastik kresek maupun sampah plastik transparan. Setiap sampah plastik kantong kresek maupun sampah plastik transparan dijadikan berbagai produk untuk keperluan sehari-hari. Terutama untuk keperluan kaum hawa.
Namun bisa juga menjadi kebutuhan kaum adam seperti dompet, jas hujan untuk pengendara motor, hingga tas laptop atau netbook. Proses pembentukan produk tersebut menggunakan mesin jahit.
”Produk yang kami hasilkan tercatat sebanyak 51 item lebih. Jenisnya sangat beragam, karena kami selalu menyesuaikannya dengan permintaan atau tren pasar yang terus berkembang,” ungkap Andri, Selasa (28/5/2013).
Untuk menghasilkan berbagai produk, Andri bersama sekitar 6 SDM trampilnya menghabiskan sedikitnya 500 kg sampah plastik atau kresek per bulan. Tentang keuntungannya, bisa berlipat-lipat dari harga dasarnya.
Sebab, kata pria asli kelahiran Garut itu, sampah yang diproduksi berasal dari limbah masyarakat yang dikumpulkan pada bank sampah demean nilai jual tertentu. Setelah plastik itu dibersihkan melalui proses pencucian, maka siap diolah menjadi bahan setengah jadi.
Setiap kantong kresek lalu dipotong menjadi lembaran demi lembaran. Langkah berikutnya adalah menyatukan lembaran itu sesuai dengan ketebalan produk yang akan diolah.
Bank Sampah Garut yang didirikannya sampai saat ini terdapat pada lima titik di kota industri kulit dan sepatu tersebut. Bank Sampah didirikan juga untuk mendidik masyarakat agar bisa memisahkan sampah industri dan sampah lainnya. (ltc)