Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Widianti Widjaja Mempertahankan Nama Batik Tertua Oey Soe Tjoen

Widianti Widjaja berjuang melestarikan batik Oey Soe Tjoen yang terancam punah dengan mengadakan pameran di Jakarta, 25 Juli - 3 Agustus 2025.
Kisah Widianti Widjaja Mempertahankan Nama Batik Tertua Oey Soe Tjoen/Bisnis. Mutiara Nabila
Kisah Widianti Widjaja Mempertahankan Nama Batik Tertua Oey Soe Tjoen/Bisnis. Mutiara Nabila

Bisnis.com, JAKARTA — Batik Oey Soe Tjoen, batik pesisir legendaris yang juga menjadi karya seni idaman para kolektor kini terancam punah karena tak punya penerus.

Pemegang generasi ketiga, Widianti Widjaja kini sudah tak mampu menerima pesanan yang mengular dan mengerjakan batik-batik pesanan bersama karyawannya yang bisa dihitung jari.

Demi melestarikan nama merek batik turun temurun ini, Widianti akan membuat pameran ini untuk meninggalkan jejak digital dari karya kakek nenek, papa dan mama, hingga karyanya sendiri.

"Karena banyak merek sebelumnya ketika pembuatnya meninggal, karya dan namanya hilang begitu saja, tanpa orang tahu. Hanya kolektor saja yang mengetahui namanya ketika tidak ada penerusnya," katanya di Jakarta, Rabu (17/7/2025).

Pameran tersebut akan berlangsung pada 25 Juli - 3 Agustus 2025 di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Pengunjung akan berkesempatan melihat dan menikmati langsung lebih dari 90 lembar kain batik di pameran batik Oey Soe Tjoen bertema "Keteguhan Hati Merawat Warisan".

Sejarah Oey Soe Tjoen

Berdiri sejak 1925 di Kedungwuni, Pekalongan, oleh Oey Soe Tjoen dan Kwee Tjoen Giok Nio, batik Oey Soe Tjoen merekam sejarah Indonesia melalui berbagai motif yang dipengaruhi budaya Jawa, peranakan Tionghoa, Eropa, Asia, dan Arab. Hal ini tidak lepas dari lokasi pesisir Jawa yang merupakan pusat perdagangan di masa lalu.

Menjunjung tinggi kualitas dan lekat dengan tradisi menjadikan batik OST begitu populer pada zamannya, bahkan dijadikan sebagai mas kawin oleh kalangan atas pada masa sebelum pendudukan Jepang.

"Sejak dulu, batik yang gagal dibuat, sobek, salah pewarnaan, akan dibakar dan dibuat kembali dari ulang, itu dedikasi pembatik Oey Soe Tjoen menghadirkan batik ini," jelas Widianti.

Batik Oey Soe Tjoen hingga kini telah menjelma menjadi karya seni bernilai tinggi yang dikoleksi museum di Amerika Serikat, Eropa dan Asia hingga masuk balai lelang internasional.

Berdiri sejak zaman penjajahan Belanda, corak batik Oey Soe Tjoen terinspirasi oleh corak buketan dengan bunga khas Belanda seperti tulip. Semakin bergeser, corak batik Oey Soe Tjoen kemudian beradaptasi dengan corak khas peranakan Tionghoa yaitu lotus, seruni dan anggrek.

Tak Berawal dari Kecintaan pada Batik

Tantangan diri sendiri juga dihadapi Widianti. Sejak awal ayahnya meninggal dunia dan diberi tanggung jawab meneruskan Batik Oey Soe Tjoen, Widianti belum pernah menyentuh dunia produksi batik, dan tidak tertarik menekuni batik.

"Tapi begitu Papa meninggal, semua keluarga tidak bilang secara gamblang, tapi melihat hanya kepada saya, saat menentukan siapa yang akan meneruskan Batik Oey Soe Tjoen," paparnya.

Akhirnya, pada 2002, dia mulai mempelajari cara membatik dari pembatik dan karyawan sang ayah. Dia juga mengambil alih tugas sang ayah untuk melorot batik.

Setelah empat tahun mempelajari semuanya, Widianti mulai terjun sepenuhnya dalam bisnis Batik Oey Soe Tjoen dan meneruskan Rumah batik Oey Soe Tjoen, bahkan memperkaya motif klasiknya dengan motif kontemporer, tanpa meninggalkan pakem yang digariskan sang pendiri.

Keunikan batik Oey Soe Tjoen juga masih dipegang teguh Widianti terletak pada teknik pembuatan yang secara keseluruhan masih ditulis dengan canting di dua sisi kain. Batik Oey Soe Tjoen tetap menampilkan corak yang kaya nilai budaya dan sejarah, dan komposisi gradasi warna rumit.

Upaya mencapai kesempurnaan batik OST dihasilkan melalui proses pengerjaan yang panjang, memakan waktu rata-rata 3 tahun untuk setiap helai kain batik, yang menjadikan batik OST lebih dari sekadar kain batik, tetapi sebuah mahakarya seni.

Termakan Zaman

Widianti mengatakan bahwa setiap generasi batik Oey Soe Tjoen punya tantangan. Di generasi pertama, karena berbisnis di masa penjajahan, maka bahan baku dan pemasaran menjadi jauh lebih sulit. Namun, menjaga kualitas lebih mudah karena bisnis batiknya yang cukup ternama sehingga bisa mempekerjakan banyak pegawai.

Di generasi kedua, Widianti melihat merek ini mulai kesulitan menjaga kualitas karena pegawai berkurang dan batik printing mulai masuk ke pasaran. 

Bahan baku pun mulai susah didapat, seperti obat batik dan pewarna yang banyak datang dari Jerman sudah tidak masuk lagi ke Indonesia.

Di generasi ketiga, generasi terakhir, ketiadaan pembatik yang sesuai standar membuat Batik Oey Soe Tjoen terpaksa terhenti.

"Pembatik banyak tapi yang sesuai standar Oey Soe Tjoen susah, kurang sabar dan telaten. Saya menawarkan untuk menurunkan ke generasi selanjutnya, ke anak saya pun sudah tidak mau," ujarnya.

Sayangnya, keponakan pun tak punya, karena dari tiga bersaudara, hanya Widianti yang menikah dan memiliki anak. Selain itu, anak-anak dari para pembatik pun tidak ada yang meneruskan menjadi pembatik. Mereka lebih menjadi penjahit konveksi dan pabrik jeans. 

Dia mengatakan menurut muda mudi, kerja di dunia batik itu kotor, kuper, nggak keren nggak bisa dibuat selfie. Bagi generasi muda, batik kurang menarik, walaupun pendapatannya jadi pembatik dan kerja di mal malah sebenarnya jauh berbeda.

"Jadi sekarang saya sendiri bersama sisa pembatik yang masih ada," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro